Faktor
– faktor yang berpengaruhan tehadap tanaman mawar
1.
FAKTOR
ABIOTIK
Faktor abiotik, yaitu terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah, suhu, cahaya, matahari dan sebagainya. Faktor abiotik yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman antara lain:
Faktor abiotik, yaitu terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah, suhu, cahaya, matahari dan sebagainya. Faktor abiotik yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman antara lain:
Tanah
Terdapat 3 fungsi tanah yang primer terhadap tanaman, yaitu :
• Memberikan unsur-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium pertukaran maupun sebagai tempat persediaan.
• Memberikan air dan melayaninya sebagai reservoir
• Melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak
Tanah merupakan sumber utama zat hara untuk tanaman dan tempat sejumlah perubahan penting dalam sikls pangan.susunan anorganik dalam tanah yang dibentuk dari pelapukan padas dan pengkristalan mineral-mineral
Terdapat 3 fungsi tanah yang primer terhadap tanaman, yaitu :
• Memberikan unsur-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium pertukaran maupun sebagai tempat persediaan.
• Memberikan air dan melayaninya sebagai reservoir
• Melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak
Tanah merupakan sumber utama zat hara untuk tanaman dan tempat sejumlah perubahan penting dalam sikls pangan.susunan anorganik dalam tanah yang dibentuk dari pelapukan padas dan pengkristalan mineral-mineral
Air
Di dalam tanah keberadaan air sangat diperlukan oleh tanaman yang harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan untuk evapotranspirasi dan sebagai pelarut, bersama-sama dengan hara terlarut membentuk larutan tanah yang akan diserap oleh akar tanaman. Air sangat penting bagi tanaman karena berfungsi sebagai:
Di dalam tanah keberadaan air sangat diperlukan oleh tanaman yang harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan untuk evapotranspirasi dan sebagai pelarut, bersama-sama dengan hara terlarut membentuk larutan tanah yang akan diserap oleh akar tanaman. Air sangat penting bagi tanaman karena berfungsi sebagai:
(a) Bahan baku (sumber hydrogen) dalam proses
fotosintesis ,
(b). Penyusun protoplasma
(c) Bahan atau media dalam proses transpirasi
(d). Pelarut unsure hara dalam tanah dan tubuh tanaman
serta sebagai media translokasi unsure hara dari dalam tanah ke akar untuk
selanjutnya dikirim ke daun.
Cahaya Matahari
Radiasi matahari merupakan faktor utama diantara faktor iklim yang lain, tidak hanya sebagai sumber energi primer tetapi juga karena berpengaruh terhadap keadaan faktor-faktor iklim yang lain seperti suhu, kelembaban dan angin.
Respon tanaman terhadap radiasi matahari pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga aspek, yaitu intensitas, kualitas dan fotoperiodisitas. Ketiga aspek ini mempunyai pengaruh yang berbeda satu sama lain, demikian juga keadaannya di alam.
Intensitas radiasi matahari, adalah banyaknya energi yang diterima oleh suatu tanaman per satuan luas dan persatuan waktu. Biasanya diukur dengan satuan kal/cm /hari.
Radiasi matahari merupakan faktor utama diantara faktor iklim yang lain, tidak hanya sebagai sumber energi primer tetapi juga karena berpengaruh terhadap keadaan faktor-faktor iklim yang lain seperti suhu, kelembaban dan angin.
Respon tanaman terhadap radiasi matahari pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga aspek, yaitu intensitas, kualitas dan fotoperiodisitas. Ketiga aspek ini mempunyai pengaruh yang berbeda satu sama lain, demikian juga keadaannya di alam.
Intensitas radiasi matahari, adalah banyaknya energi yang diterima oleh suatu tanaman per satuan luas dan persatuan waktu. Biasanya diukur dengan satuan kal/cm /hari.
Besarnya intensitas radiasi yang diterima oleh tanaman
tidak sama untuk setiap tempat dan waktu, antara lain tergantung
(1) Jarak antara matahari dan bumi,
(2) Musim,
(3) Letak geografis.
Ditinjau dari sifat fisiologis tanaman, intensitas radiasi matahari antara lain berpengaruh terhadap
Ditinjau dari sifat fisiologis tanaman, intensitas radiasi matahari antara lain berpengaruh terhadap
(1). Laju fotosintesis,
(2). Laju transpirasi,
(3). Pertumbuhan memanjang dan pertumbuhan menuju
kearah datangnya sinar, serta
(4) Perkecambahan benih.
Kualitas radiasi matahari, diartikan sebagai proporsi panjang gelombang yang diterima pada suatu tempat dan waktu tertentu. Distribusi spectrum (panjang gelombang) dari sinar matahari yang diterima tanaman berbeda-beda tergantung kepada :
Kualitas radiasi matahari, diartikan sebagai proporsi panjang gelombang yang diterima pada suatu tempat dan waktu tertentu. Distribusi spectrum (panjang gelombang) dari sinar matahari yang diterima tanaman berbeda-beda tergantung kepada :
(a). Sudut datang matahari atau jarak antara matahari
dan bumi, secara harian tergantung kepada inklinasi matahari,
(b). Letak daun pada tajuk.
Pengaruh kualitas radiasi matahari biasanya terkait dengan sifat morfogenik tanaman, namun juga tidak terlepas dari proses fotosintesis sebagai proses dalam metabolisme tanaman. Namun juga berpengaruh pada sifat morfogenetik tanaman seperti inisiasi bunga, perkecambahan benih, perpanjangan ruas (inter node) batang dan pembentukan pigmen.
Panjang hari (Fotoperiode), panjang hari didefenisikan sebagai panjang atau lamanya siang hari dihitung mulai dari matahari terbit sampai terbenam ditambah lamanya keadaan remang-remang (selang waktu sebelum matahari berada pada posisi 6 di bawah cakrawala).
Pengaruh kualitas radiasi matahari biasanya terkait dengan sifat morfogenik tanaman, namun juga tidak terlepas dari proses fotosintesis sebagai proses dalam metabolisme tanaman. Namun juga berpengaruh pada sifat morfogenetik tanaman seperti inisiasi bunga, perkecambahan benih, perpanjangan ruas (inter node) batang dan pembentukan pigmen.
Panjang hari (Fotoperiode), panjang hari didefenisikan sebagai panjang atau lamanya siang hari dihitung mulai dari matahari terbit sampai terbenam ditambah lamanya keadaan remang-remang (selang waktu sebelum matahari berada pada posisi 6 di bawah cakrawala).
Respon
tanaman terhadap panjang hari (fotoperiodisme) sering dihubungkan dengan
pembungaan, namun sebenarnya banyak aspek pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi
oleh panjang hari, antara lain :
(a) Inisiasi bunga,
(b). Produksi dan kesuburan putik dan tepung sari,
(c). Pembentukan umbi pada tanaman ubi-ubian,
(d) Dormansi benih dan
(e) Pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
Berdasarkan respon tanaman terhadap panjang hari ini, tanaman dibagi dalam beberapa kelompok. Ada tanaman yang peka dan ada tanaman yang toleran (netral). Kelompok tanaman yang peka sering dibagi kedalam kelompok fotoperiode lemah yang berarti hanya memberikan pengaruh yang sedikit dibandingkan dengan kelompok fotoperiode kuat yang mempunyai respon tinggi. Dari kelompok fotoperiode kuat tanaman dapat dibedakan menjadi
Berdasarkan respon tanaman terhadap panjang hari ini, tanaman dibagi dalam beberapa kelompok. Ada tanaman yang peka dan ada tanaman yang toleran (netral). Kelompok tanaman yang peka sering dibagi kedalam kelompok fotoperiode lemah yang berarti hanya memberikan pengaruh yang sedikit dibandingkan dengan kelompok fotoperiode kuat yang mempunyai respon tinggi. Dari kelompok fotoperiode kuat tanaman dapat dibedakan menjadi
(1). Tanaman hari pendek, yaitu tanaman yang akan
berbunga jika fotoperiode lebih pendek dari periode kritis tertentu , dan
(2). Tanaman hari panjang.
Panjang hari kritis adalah panjang hari maksimum (untuk tanaman hari pendek) dan minimum (untuk tanaman hari panjang) dimana inisiasi pembungaan masih terjadi. Panjang hari kritis berbeda-beda menurut jenis tanaman dan bahkan varietas.
Panjang hari kritis adalah panjang hari maksimum (untuk tanaman hari pendek) dan minimum (untuk tanaman hari panjang) dimana inisiasi pembungaan masih terjadi. Panjang hari kritis berbeda-beda menurut jenis tanaman dan bahkan varietas.
Pergerakan hara ke akar tanaman
Berdasarkan penelitian para ahli fisiologi dan tanah menyatakan bahwa secara umum pergerakan hara ke akar tanaman adalah melalui pertukaran kontak, difusi ion dalam larutan tanah dan pergerakan ion bersama gerakan massal ( aliran massal ).
Pertukaran kontak, akar tanaman juga mempunyai kapasitas tukar kaiton seperti tanah. Kation-kation dari kompleks absorbsi tanah dapat dipertukarkan dengan kation-kation yang dihasilkan tanaman, misalnya H+. Pertukaran ini terjadi apabila ada kontak langsung antara kompleks absorbsi dengan bulu akar tanaman.
Difusi, pergerakan ion secara difusi terjadi karena ada perbedaan difusi atau akibat adanya perbedaan kegiatan ion. Hal ini terjadi sering pada H2 PO4, K+. Akar tanaman akan menyerap hara dari larutan di sekitar akar. Hasil gradient dalam pergerakan yang berkesinambungan akan menambah jumlah ion dalam akar, sehingga dapat diserap oleh akar tanaman.
Gerakan (aliran) massal, kejadian ini berlangsung bersama gerakan air ke akar tanaman terutama disebabkan oleh adanya transpirasi (penguapan). Gerakan ion NO3,Ca++,dan Mg++ terutama terjadi karena aliran massal. Pergerakan massal dan pergerakan ion secara difusi merupakan proses yang umum dilalui ion untuk sampai ke akar tanaman.
Ke tiga proses ini berhubungan erat dengan ruang bebas (ruang luas) dan ruang dalam pada akar. Difusi lebih cepat pada tanah yang bertekstur halus dibandingkan dengan tanah yang bertekstur kasar, apabila jumlah air tanah yang tersedia sama. Hal ini disebabkan oleh kemampuan tanah yang bertekstur halus lebih besar daripada tanah yang bertekstur kasar dalam hal menyerap hara pada kompleks absorspsi Kemampuan serapan hara pada tanah juga berhubungan dengan luas permukaan.
Penyerapan hara dapat terjadi dengan perpanjangan akar ketempat baru yang masih kaya hara. Dengan demikian laju penyerapan hara dapat ditingkatkan. Luas area difusi hara berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan hara. Apabila kecepatan penyerapan rendah, maka waktu untuk difusi lebih lama, sehingga ion-ion dapat berdifusi pada jarak yang jauh. Makin besar permukaan penyerapan makin lambat kecepatan penyerapan yang diperlukan, agar jumlah hara yang sama dapat diserap.
Morfologi sistem perakaran mempunyai pengaruh besar terhadap penyerapan hara dari tanah. Akar yang kurus dan panjang mempunyai luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan akar yang tebal dan pendek, karena dapat menjelajahi lebih efektif pada sejumlah volume yang sama.
Pembentukan agregat tanah dan kebutuhan makanan mikroba tanah dapat berasal dari hasil eksudat akar tanaman, kemungkinan juga dapat berfungsi mempercepat mineralisasi bagi hara yang immobil. Dengan demikian eksudat akar bermanfaat untuk proses penyerapan hara, tetapi juga merupakan racun bagi mikroba tanah, sehingga proses mobilisasi hara dari tanah ke akar tanaman terganggu.
Berdasarkan penelitian para ahli fisiologi dan tanah menyatakan bahwa secara umum pergerakan hara ke akar tanaman adalah melalui pertukaran kontak, difusi ion dalam larutan tanah dan pergerakan ion bersama gerakan massal ( aliran massal ).
Pertukaran kontak, akar tanaman juga mempunyai kapasitas tukar kaiton seperti tanah. Kation-kation dari kompleks absorbsi tanah dapat dipertukarkan dengan kation-kation yang dihasilkan tanaman, misalnya H+. Pertukaran ini terjadi apabila ada kontak langsung antara kompleks absorbsi dengan bulu akar tanaman.
Difusi, pergerakan ion secara difusi terjadi karena ada perbedaan difusi atau akibat adanya perbedaan kegiatan ion. Hal ini terjadi sering pada H2 PO4, K+. Akar tanaman akan menyerap hara dari larutan di sekitar akar. Hasil gradient dalam pergerakan yang berkesinambungan akan menambah jumlah ion dalam akar, sehingga dapat diserap oleh akar tanaman.
Gerakan (aliran) massal, kejadian ini berlangsung bersama gerakan air ke akar tanaman terutama disebabkan oleh adanya transpirasi (penguapan). Gerakan ion NO3,Ca++,dan Mg++ terutama terjadi karena aliran massal. Pergerakan massal dan pergerakan ion secara difusi merupakan proses yang umum dilalui ion untuk sampai ke akar tanaman.
Ke tiga proses ini berhubungan erat dengan ruang bebas (ruang luas) dan ruang dalam pada akar. Difusi lebih cepat pada tanah yang bertekstur halus dibandingkan dengan tanah yang bertekstur kasar, apabila jumlah air tanah yang tersedia sama. Hal ini disebabkan oleh kemampuan tanah yang bertekstur halus lebih besar daripada tanah yang bertekstur kasar dalam hal menyerap hara pada kompleks absorspsi Kemampuan serapan hara pada tanah juga berhubungan dengan luas permukaan.
Penyerapan hara dapat terjadi dengan perpanjangan akar ketempat baru yang masih kaya hara. Dengan demikian laju penyerapan hara dapat ditingkatkan. Luas area difusi hara berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan hara. Apabila kecepatan penyerapan rendah, maka waktu untuk difusi lebih lama, sehingga ion-ion dapat berdifusi pada jarak yang jauh. Makin besar permukaan penyerapan makin lambat kecepatan penyerapan yang diperlukan, agar jumlah hara yang sama dapat diserap.
Morfologi sistem perakaran mempunyai pengaruh besar terhadap penyerapan hara dari tanah. Akar yang kurus dan panjang mempunyai luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan akar yang tebal dan pendek, karena dapat menjelajahi lebih efektif pada sejumlah volume yang sama.
Pembentukan agregat tanah dan kebutuhan makanan mikroba tanah dapat berasal dari hasil eksudat akar tanaman, kemungkinan juga dapat berfungsi mempercepat mineralisasi bagi hara yang immobil. Dengan demikian eksudat akar bermanfaat untuk proses penyerapan hara, tetapi juga merupakan racun bagi mikroba tanah, sehingga proses mobilisasi hara dari tanah ke akar tanaman terganggu.
2.
FAKTOR
BIOTIK
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
·
Hama,
penyakit dan gulma
·
Kompetisi intra
dan antar spesies
·
Konsep
Aliran Energi dalam Pertanian
·
Mengukur
Produktivitas
·
Menaikkan
Produksi Tanaman
·
Penggunaan
Limbah Pertanian
·
Penangkapan
Energi
Hama, penyakit dan gulma
Merupakan faktor lingkungan yang sangat menentukan tingkat dan kualitas hasil tanaman dan bahkan dapat menyebabkan gagalnya panen. Didaerah tropis kerugian hasil sebagai akibat serangan hama dan penyakit pada umumnya lebih besar daripada daerah sub tropis, karena kondisi iklim di tropis yang lembab dan panas sangat menguntungkan bagi perkembangan dan penyebaran penyakit.
Secara umum, penyebab hama dan penyakit berasal dari gangguan faktor lingkungan dan jasad renik. Hama dan penyakit yang berasal dari gangguan faktor-faktor lingkungan misalnya kekurangan hara (Fe, N, P, K, S, Ca, Mg, Zn), kekeringan, suhu yang terlalu panas dan lain sebagainya. Sedangkan penyebab hama dan penyakit yang berasal dari jasad renik, secara umum berasal dari golongan jamur, bakteri, virus dan nematoda.
Ada beberapa cara perlindungan tanaman terhadap penyakit, yaitu : (1) Imunisasi (kekebalan tanaman) yang dapat diperoleh dengan penggunaan varietas resisten, (2). Kemoterapi dengan menggunakan fungisida, dan (3). Propilaktik dengan cara pencegahan (proteksi), legislasi dan eradikasi.
Merupakan faktor lingkungan yang sangat menentukan tingkat dan kualitas hasil tanaman dan bahkan dapat menyebabkan gagalnya panen. Didaerah tropis kerugian hasil sebagai akibat serangan hama dan penyakit pada umumnya lebih besar daripada daerah sub tropis, karena kondisi iklim di tropis yang lembab dan panas sangat menguntungkan bagi perkembangan dan penyebaran penyakit.
Secara umum, penyebab hama dan penyakit berasal dari gangguan faktor lingkungan dan jasad renik. Hama dan penyakit yang berasal dari gangguan faktor-faktor lingkungan misalnya kekurangan hara (Fe, N, P, K, S, Ca, Mg, Zn), kekeringan, suhu yang terlalu panas dan lain sebagainya. Sedangkan penyebab hama dan penyakit yang berasal dari jasad renik, secara umum berasal dari golongan jamur, bakteri, virus dan nematoda.
Ada beberapa cara perlindungan tanaman terhadap penyakit, yaitu : (1) Imunisasi (kekebalan tanaman) yang dapat diperoleh dengan penggunaan varietas resisten, (2). Kemoterapi dengan menggunakan fungisida, dan (3). Propilaktik dengan cara pencegahan (proteksi), legislasi dan eradikasi.
Kompetisi intra dan antar spesies
Beberapa macam hubungan atau interaksi ekologi antar sesama makhluk hidup terjadi dalam bentuk saling merugikan, saling membunuh, atau saling menguntungkan. Berikut ini uraian interaksi antar spesies dalam suatu komunitas.
Kompetisi dapat didefinisikan sebagai perebutan antara individu tanaman dalam populasi terhadap sumber daya yang dibutuhkan tanaman, dimana tingkat ketersediaan sumber daya tersebut berada di bawah tingkat kebutuhan total dari individu-individu dalam populasi.
Kompetisi dapat terjadi antara individu tanaman dalam spesies yang sama dan atau antar spesies. Kompetisi antar jenis tanaman dalam pola tanam campuran atau tumpang sari dan kompetisi antara tanaman dengan gulma termasuk kompetisi antar spesies, sedangkan kompetisi antar individu pada jenis atau spesies yang sama disebut kompetisi dalam spesies atau kompetisi intra spesies.
Kompetisi antar individu tanaman pada spesies yang sama dalam populasi biasanya terjadi di lapang karena adanya pengaturan jarak tanaman dan jumlah tanaman per lubang tanam untuk mendapatkan populasi optimum agar diperoleh hasil maksimum. Pada populasi optimum kompetisi bisa terjadi dan pertumbuhan serta hasil per individu tanaman berkurang karenanya, namun karena jumlah tanaman per hektar bertambah dengan meningkatnya populasi, maka hasil panen per hektar masih dapat meningkat. Namun bila jarak tanam terlalu rapat atau populasi terlalu tinggi, kompetisi antar individu tanaman akan berlangsung begitu kuat sehingga pertumbuhan dan hasil per tanaman akan sangat berkurang dan akibatnya hasil per hektar menurun. Sebaliknya, bila jarak tanam terlalu renggang atau populasi terlalu rendah maka hasil per hektar akan rendah karena penggunaan lahan tidak efisien, banyak ruang kosong diantara tajuk tanam.
Mengukur Produktivitas
Tujuan utama ahli-ahli pertanian adalah untuk menaikkan koefisien pengubahan energi matahari ke produk yang berfaedah. Produktivitas tanaman dapat dengan dengan tepat ditaksir dengan mengukur, baik oksigen yang dikeluarkan maupun karbondioksida yang digunakan dalam proses fotosintesis. CO2 dari lingkungan yang hilang pada produktivitas berbanding lurus dengan jumlah C yang terikat dalam gula selama fotosintesis.
Satuan tunggal yang digunakan untuk banyaknya energi yang digunakan dalam pengukuran produktivitas adalah kalori, yang sama kegunaannya sejak energi cahaya di tangkap tanaman sampai digabungkan ke dalam produk konsumen. Proses pendugaan nilai energi dalam ekivalen kalori merupakan proses yang agak rumit dan harus dilakukan dengan pengambilan contoh yang teratur secara statistik tentang biomassanya. Nilai dari bahan organik ditentukan dengan membakar sejumlah nahan yang diketahui dibawah kondisi yang diatur secara hati-hati dan menentukan berapa banyak panas yang dihasilkan.
Menaikkan Produksi Tanaman
Salah satu anomali yang dihadapi masa kini adalah bahwa beberapa daerah dari dunia dikaruniai surplus pertanian sementara yang lainnya diancam kekurangan yang menyakitkan terus menerus. Cara yang pantas untuk menikkan produksi tergantung pada tingkatan teknologi yang ada disuatu tempat. Untuk daerah berkembang, produktivitas tanah dinaikkan dengan banyak teknik-teknik pertanian yang sudah merupakan hal yang rutin dilakukan di negara maju. Di daerah pertanian yang telah maju, masalah produksi yang praktis dan segera, jumlah pupuk dan cara-cara pemberiannya, pemberantasan hama, kedalaman pembajakan optimum, lama periode rotasi, pemilihan pemberantasan gulma lah yang banyak mendapat perhatian dan terkoordinir secara efektif dan efisien sehingga produksi pertaniannya tidak diragukan lagi.
Penggunaan Limbah Pertanian
Untuk memperbesar penggunaan energi, limbah pertanian dapat dimanfaatkan untuk keperluan manusia seperti jagung, sepah tebu, serbuk gergaji dan lain-lain. Limbah industri juga banyak diolah menjadi makanan ternak.
Penangkapan Energi
Telah banyak usaha-usaha untuk memperluas alat penangkapan energi eksplotasi laut, perluasan kedaerah padang pasir dan daerah beriklim buruk, memperpanjang musim tanam, misal dengan penggunaan rumah kaca. Morfologi tanaman juga mempunyai hubungan dengan penangkapan energi. Banyak sekali penangkapan energi yang terjadi dalam kehidupan. Penangkapan energi akhir-akhir ini banyak dimanfaatkan dalam bisnis, misalnya penggunaan komputer untuk merencanakan pergiliran peristiwa-peristiwa yang paling ekonomik dan menguntungkan.
Beberapa macam hubungan atau interaksi ekologi antar sesama makhluk hidup terjadi dalam bentuk saling merugikan, saling membunuh, atau saling menguntungkan. Berikut ini uraian interaksi antar spesies dalam suatu komunitas.
Kompetisi dapat didefinisikan sebagai perebutan antara individu tanaman dalam populasi terhadap sumber daya yang dibutuhkan tanaman, dimana tingkat ketersediaan sumber daya tersebut berada di bawah tingkat kebutuhan total dari individu-individu dalam populasi.
Kompetisi dapat terjadi antara individu tanaman dalam spesies yang sama dan atau antar spesies. Kompetisi antar jenis tanaman dalam pola tanam campuran atau tumpang sari dan kompetisi antara tanaman dengan gulma termasuk kompetisi antar spesies, sedangkan kompetisi antar individu pada jenis atau spesies yang sama disebut kompetisi dalam spesies atau kompetisi intra spesies.
Kompetisi antar individu tanaman pada spesies yang sama dalam populasi biasanya terjadi di lapang karena adanya pengaturan jarak tanaman dan jumlah tanaman per lubang tanam untuk mendapatkan populasi optimum agar diperoleh hasil maksimum. Pada populasi optimum kompetisi bisa terjadi dan pertumbuhan serta hasil per individu tanaman berkurang karenanya, namun karena jumlah tanaman per hektar bertambah dengan meningkatnya populasi, maka hasil panen per hektar masih dapat meningkat. Namun bila jarak tanam terlalu rapat atau populasi terlalu tinggi, kompetisi antar individu tanaman akan berlangsung begitu kuat sehingga pertumbuhan dan hasil per tanaman akan sangat berkurang dan akibatnya hasil per hektar menurun. Sebaliknya, bila jarak tanam terlalu renggang atau populasi terlalu rendah maka hasil per hektar akan rendah karena penggunaan lahan tidak efisien, banyak ruang kosong diantara tajuk tanam.
Mengukur Produktivitas
Tujuan utama ahli-ahli pertanian adalah untuk menaikkan koefisien pengubahan energi matahari ke produk yang berfaedah. Produktivitas tanaman dapat dengan dengan tepat ditaksir dengan mengukur, baik oksigen yang dikeluarkan maupun karbondioksida yang digunakan dalam proses fotosintesis. CO2 dari lingkungan yang hilang pada produktivitas berbanding lurus dengan jumlah C yang terikat dalam gula selama fotosintesis.
Satuan tunggal yang digunakan untuk banyaknya energi yang digunakan dalam pengukuran produktivitas adalah kalori, yang sama kegunaannya sejak energi cahaya di tangkap tanaman sampai digabungkan ke dalam produk konsumen. Proses pendugaan nilai energi dalam ekivalen kalori merupakan proses yang agak rumit dan harus dilakukan dengan pengambilan contoh yang teratur secara statistik tentang biomassanya. Nilai dari bahan organik ditentukan dengan membakar sejumlah nahan yang diketahui dibawah kondisi yang diatur secara hati-hati dan menentukan berapa banyak panas yang dihasilkan.
Menaikkan Produksi Tanaman
Salah satu anomali yang dihadapi masa kini adalah bahwa beberapa daerah dari dunia dikaruniai surplus pertanian sementara yang lainnya diancam kekurangan yang menyakitkan terus menerus. Cara yang pantas untuk menikkan produksi tergantung pada tingkatan teknologi yang ada disuatu tempat. Untuk daerah berkembang, produktivitas tanah dinaikkan dengan banyak teknik-teknik pertanian yang sudah merupakan hal yang rutin dilakukan di negara maju. Di daerah pertanian yang telah maju, masalah produksi yang praktis dan segera, jumlah pupuk dan cara-cara pemberiannya, pemberantasan hama, kedalaman pembajakan optimum, lama periode rotasi, pemilihan pemberantasan gulma lah yang banyak mendapat perhatian dan terkoordinir secara efektif dan efisien sehingga produksi pertaniannya tidak diragukan lagi.
Penggunaan Limbah Pertanian
Untuk memperbesar penggunaan energi, limbah pertanian dapat dimanfaatkan untuk keperluan manusia seperti jagung, sepah tebu, serbuk gergaji dan lain-lain. Limbah industri juga banyak diolah menjadi makanan ternak.
Penangkapan Energi
Telah banyak usaha-usaha untuk memperluas alat penangkapan energi eksplotasi laut, perluasan kedaerah padang pasir dan daerah beriklim buruk, memperpanjang musim tanam, misal dengan penggunaan rumah kaca. Morfologi tanaman juga mempunyai hubungan dengan penangkapan energi. Banyak sekali penangkapan energi yang terjadi dalam kehidupan. Penangkapan energi akhir-akhir ini banyak dimanfaatkan dalam bisnis, misalnya penggunaan komputer untuk merencanakan pergiliran peristiwa-peristiwa yang paling ekonomik dan menguntungkan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar