MetodePemuliaanTanaman
Resume
DisusunOleh:
Ahmad yasin
Agroteknologi c
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
Pemuliaan
Tanaman Menyerbuk Silang
Penyerbukan pada tanaman
yang menyerbuk silang berbeda dengan tanaman yang menyerbuk sendiri yaitu
proses jatuhnya serbuk sari ke kepala putik terjadi pada bunga yang berbeda. Perbedaan
lainnya terdapat pada struktur gen dan rekombinasi gen pada tanaman menyerbuk
sendiri dan menyerbuk silang.
Penyerbukan silang dapat
terjadi karna
karakteristik fisiologi dan morfologi suatu tanaman meliputi Monoecy atau pemisahan bunga
betina dan bunga jantan pada tanaman yang sama, dan Dioecy atau penggabungan bunga jantan dan bunga betina
pada bunga yang berbeda, serta kelengkapan organ tanaman untuk penyerbukan silang.
Penyerbukan silang dapat
terjadi secara alami yaitu melalui angin dan serangga. Tanaman menyerbuk silang
biasanya terjadi pada tanaman anggur, mangga, semangka, kelapa sawit, jagung
dan kopi.
Metode-metode tanaman menterbuk silang
1. Seleksi Reccurent
Seleksi Reccurent adalah
metode pemuliaan tanaman dengan tujuan meningkatkan frekuensi alel sehingga
meningkatkan kualitas karakter kuantitatif pada tanaman.
Penerapan pada seleksi
reccurent yaitu pada musim pertama terjadi penyeleksian pada karakter fenotip
populasi tanaman dan penyerbukan secara alami atau intercross, kemudian pada musim kedua
mengulang musim pertama dan dilakukan seleksi kembali dan terjadi penyerbukan,
pada musim ketiga terjadi penyerbukan silang pada bunga yang berbeda dan pada
musim ke empat akan menghasilkan hasil penyerbukan.
Konsekuensi genetik pada seleksi reccurent
adalah tingkat efektif dan manfaat yang sama baiknya dengan seleksi massa.
Kelebihan dari seleksi reccurent adalah dapat digunakan pada tanaman monokotil
dan dikotil dan kelemahannya dapat terciptanya persaingan antara tanaman
monokotil dan tanaman dikotil sehingga menghambat proses penyilangan tanaman
untuk mendapat kultivar baru yang unggul.
2. Seleksi Massa
Merupakan metode seleksi
paling tua untuk mendapatkan generasi berikutnya yang lebih baik. Seleksi massa
merupakan seleksi yang simpel karena dapat dilihat dari fenotip dan menggunakan
esensi pemuliaan tanaman sebagai seni dalam seleksi massa.
Terdapat dua aspek yaitu seleksi individu secara penglihatan pemulia
terhadap ciri-ciri tanaman yang diinginkan dan menyeleksi contoh benih unggul
untuk generasi berikutnya. Seleksi Massa terdiri dari seleksi massa positif dan
seleksi massa negatif. Seleksi massa positif adalah seleksi yang dilakukan
pemulia tanaman berdasarkan fenotip setiap individu dari setiap populasi
sedangkan seleksi massa negatif dilakukan dengan tujuan memelihara kemurnian
sifat dari suatu populasi.
Penerapan pada seleksi massa adalah pada musim
pertama menyeleksi tanaman sebanyak 50-100 tanaman dan pada musim kedua
dilakukan penyerbukan silang untuk mendapatkan hasil 50-180 tanaman yang
terseleksi.
Konsekuensi genetik dari seleksi massa adalah seleksi massa akan cepat
memberikan hasil jika gen yang terlibat dalam pengontrolan karakter yang
diinginkan bersifat aditif. Karakter yang diperbaiki memiliki heritabilitas
yang tinggi, sedangkan karakter yang ingin dibuang bersifat resesif.
Kelebihan seleksi massal adalah metode yang cepat,simpel dan langsung, kemudian adanya kemurnian sifat
pada fenotip tanaman dan termasuk metode yang tidak menggunakan biaya tinggi
untuk melakukannya. Sedangkan Kelemahannya adalah tidak adanya kontrol terhadap
gen-gen yang tidak diinginkan yang berasal dari gamet jantan.
3. Seleksi Ear to row
Merupakan metode yang paling simpel dari
penyerbukan silang dan termasuk half sib selection. Half sib selection dibagi
menjadi dua yaitu dengan tes keturanan dan test cross.
Penerapannya adalah pada musim pertama
menumbuhkan populasi heterozigot tanaman untuk di selesksi yang memiliki
heridibilitas tinggi, kemudian pada musim kedua hasil seleksi masing-masing tanaman terseleksi
ditanam dalam 1 baris untuk di tester dan diseleksi kembali. Lalu pada musim ketiga,
seleksi kembali dilakukan pada tanaman superior dari barisan terbaik. Konsekuensi genetik
dari seleksi ini hanya mengontrol jenis kelamin
bunga dan dapat mengakibatkan penyerbukan yang terbatas karena tidak mengontrol
variasi genetik lainnya.
Kelebihan seleksi ini adalah mudah, cepat dan
efektif untuk dilakukan penyerbukan silang sedangkan kelemahannya adalah
penanaman hanya dilakukan pada satu baris.
4. Full sib Selection
Merupakan penyerbukan
silang pada sepasang tanaman dalam suatu populasi dengan tes keturunan.
Penerapannya pada musim pertama terjadi penyerbukan silang pada bunga jantan
dan betina, kemudian pada musim kedua menyeleksi dari 100-200 tanaman hasil
penyerbukan pada musim pertama, dan pada musim ketiga menyilangkan sisa tanaman
yang tidak terseleksi(betina) terhadap jantan yang terseleksi. Konsekuensi
genetiknya adalah akan menyebabkan variasi genetik yang tinggi. Kelebihannya
adalah metode yang lebih baik dari pada Half sib Selection dan menghasilkan
tanaman yang superior dari pemuliaanya.
5. Synthetic Kultivar
Merupakan salah satu
metode penyerbukan silang pada tanaman. Dalam pengembangan metode Synthetic
kultivar terdapat beberapa faktor yaitu susunan populasi tanaman, evaluasi
setiap individu tanaman, evaluasi hasil persilangan, evaluasi percobaan dan
persiapan pembentukan benih yang siap untuk dijual.
Penerapannya pada musim pertama mengumpulkan sumber
populasi tanaman 5000-10000 untuk di seleksi, musim kedua terjadi Clonal lines
yaitu pemulia tanaman menyeleksi sebanyak1 00-200 tanaman superior menjadi
25-50 tanaman, musim ketiga terjadi polycross pada pembibitan tanaman, musim
keempat terjadi polycross pada tes keturunan 5-10 tanaman, dan pada musim
kelima, enam dan tujuh terjadi syn-0,1,generasi selanjutnya (Benih yang
tersertifikasi).
Konsekuensi genetik pada metode ini adalah
hasil yang tinggi menyebabkan penurunan kualtias vigor benih pada generasi selanjutnya. Kelebihan
dari synthetic kultivar adalah metode yang mudah, menghasilkan variasi tanaman
dan kelemahannya adalah jika benih tidak
memadai di syn 1 maka akan gagal pada tahap selanjutnya, dan seleksi alam dapat
mengubah genotip menjadi genotip yang tidak diinginkan.
DaftarPustaka
-
Acquaah, G. 2007. Principles of Plant Genetics and Breeding. Chapter 17 :
Breeding Cross-Pollinated Species. Page 313 – 333;
-
Sleper, D.A.,
and J.M. Poehlman. 2006.
Breeding Field Crops. Chapter 10 : Breeding Cross Pollinated and Clonally
Propagated Crops. Page 155 – 170;
-
Fehr, W.R. 1987. Principles of Cultivar Development. Vol. 1. Theory and
Technique. Chapter 33:Development of Synthetic Cultivars. Page 417 – 438.
Terima kasih kak
BalasHapus