Senin, 16 Mei 2016

DOMESTIKASI



DOMESTIKASI
Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Metode Pemuliaan Tanaman









Disusun oleh :
Kelompok 1
Ahmad Yasin      1505101400
Ismail Hasvi        1505101400
Nicky Oktav F.    150510140062
Sylvia Puspa H.   150510140060



UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERTANIAN
                                                                              2014
Jalan Raya Bandung-Sumedang KM.21 Jatinangor



Puji dan syukur  kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya makalah yang berjudul Domestikasi” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.  Makalah ini dibuat untuk memenuhi tuugas Teknologi Perlindungan Tanaman (Gulma).
Disadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi data yang disajikan maupun dari segi analisis yang diuraikan.  Hal ini dikarenakan oleh keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman serta beberapa kesulitan yang dijumpai selama menganalisis dan menyusun makalah ini. Namun, berkat upaya yang dilakukan disertai bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini pula disampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.      Ibu/Bapak Dosen. yang telah memberikan tugas menyusun makalah ini.
2.      Rekan–rekan seperjuangan yang telah memberikan bantuan berupa tenaga maupun pikiran sehingga terselesaikannya masalah ini.
3.      Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuannya.
Semoga amal baik dan bantuan yang telah diberikan mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah.


Penyusun
 






BAB I               PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang

Sumber Daya Genetik  adalah material tumbuhan, binatang, atau jasad renik yang mengandung unit-unit yang berfungsi sebagai pembawa sifat keturunan baik yang bernilai aktual maupun potensial untuk menciptakan galur, rumpun, atau spesies baru. Plasma nutfah yang mencakup seluruh array kultivar dalam spesies tanaman, spesies liar terkait dalam genus, dan hibrida antara spesies liar dan dibudidayakan. Sumber Daya Genetik (SDG) tanaman memiliki arti yang sangat penting dalam mendukung  pemenuhan kebutuhan pangan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sejumlah varietas komoditas tanaman telah dimanfaatkan secara intensif sebagai pangan, sejumlah species tanaman lainnya yang belum dimanfaatkan diketahui memiliki potensi dalam mendukung program pemuliaan tanaman.
Dalam mengembangkan program pemuliaan, pemulia tanaman harus dapat menggunakan sumber-sumber plasma nutfah yang beraneka ragam. Suplai stok pemuliaan yang kontinyu dapat dijamin dengan melakukan survai secara luas dari bahan genetik pada tujuan program, adanya persediaan atau mengetahui cara mendapatkan plasma nutfah merupakan bagian terbesar untuk menentukan keberhasilan dalam usaha untuk pelepasan suatu varietas unggul (Carsono,2008).
Domestikasi merupakan salah satu proses pengadopsian tumbuhan liar menjadi tanaman yang dapat dibudidayakan di suatu daerah dengan adanya perbaikan karakter yang mengarah kepada karakter yang lebih baik. Perbaikan karakter yang diperlukan bermacam – macam dan bisa beberapa untuk satu jenis tanaman, termasuk antara lain warna kulit, ketebalan daging buah, ukuran biji, rasa, ukuran buah, perbanyakan vegetatif, teknologi olahan, kemasan, kelembagaan pasar dan lain sebagainya.
Dengan adanya domestikasi dapat diharapkan akan juga mampu menekan laju hilangnya kekayaan sumberdaya genetik kita yang selama ini jarang kita manfaatkan sementara faktor – faktor kepunahannya semakin bertambah dan mengkhawatirkan.

1.2         Tujuan dan Manfaat

1.2.1        Tujuan

Tulisan ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai domestikasi beberapa tanaman yang saat ini sudah dibudidayakan di Indonesia

1.2.2        Manfaat

Setelah membaca tulisan ini diharapkan penulis dan pembaca dapat lebih mengetahui bagaimana domestikasi beberapa tanaman buah – buah yang saat ini sudah di budidayakan di Indonesia.

            



BAB II                        PEMBAHASAN


2.1         Pengertian Domestikasi

Domestikasi merupakan pemilihan atau pemisahan tanaman dari suatu populasi tanaman yang tumbuh liar dengan tujuan dibudidayakan secara menetap dan berlanjut. Sedangkan menurut (Acquah, 2007)domestikasi merupaka proses dimana terjadi perubahan genetik pada tanaman liar yang diseleksi oleh manusia. Proses seleksi yangdilakukan oleh manusia biasanya secara morfologis, fisiologis dan genetis.
Keberadaan domestikasi telah banyak menguntungkan bagi manusia, karena melalui proses domestikasi telah tercipta spesies-spesies baru yang berbeda dari nenek moyangnya, sebagai contoh, tanaman jagung yang telah mengalami perubahan dalam hal bentuk, cara hidup dan sebagainya. Selama domestikasi, tanaman jagung mengalami perubahan-perubahan sehingga akhirnya diperoleh suatu tanaman yang paling banyak memeberikan hasil dan berguna bagi manusia. 
(Jain & Priyadarshan, 2009)
(Anderson, 2007)
(Evenson, Gollin, & Santaniello, 1998)
(Kang & Priyadarshan, 2007)
(Schlegel, 2010)
Terdapat beberapa varietas tanaman yang tidak dapat bertahan lagi dialam liar setelah dijinakkan. Hal ini dikaremakan tanaman memiliki sifat adaftif pada lingkungan tetapi tidak dibutuhkan oleh manusia. Seperti layaknya evolusi, domestikasi juga merupakan proses perubahan genetik dimana populasi tanaman mengalami perubahan struksur genetik. (Acquah, 2007).

2.2         Ruang lingkup domestikasi

Ruang lingkup domestikasi mencakup beberapa disiplin ilmuseperti genetika,botani, arkeologi, antropologi dan pemuliaan tanaman. De Candolle (1886) adalah orang pertama yag menunjukan bahwa tanaman berasal dari tanaman liar. Ia menlai hal tersebut dari sudut pandang arkeologis. Sejak pertama kali domestikasi tanaman ditemukan, masyarakat mulai tertarik pada tanaman baru karena mereka memiliki kesempatan untuk mensuplai kebutuhan makanan, seperti gandum, kedelai dan sebagainya.
Proses domestikasi tanaman berjalan lambat dan manusia secara tidak sengaja mengubah beberapa ciri fisik sehingga membuat tanaman semakin sesuai dengan penanganan yang dilakukan manusia. Berdasarkan bukti-bukti arkeologi, sifat pertama yang berubah pada padi-padian budidaya adalah malai, kehilangan sifat mudah rontok bila dipanen dan ukuran bulir menjadi lebih besar daripada bentuk liarnya. Membesarnya ukuran bulir pada padi, misalnya, ternyata disebabkan oleh suatu delesi (mutasi berupa hilangnya sebagian sekuens basa pada DNA) pada suatu gen di kromosom 5.
 Contoh Tumbuhan domestik (tanaman) terpilih
Tanaman
Awal proses
(tahun)
Moyang liar
Tempat awal
Jagung
(Zea mays)
7.000 SM
Teosinte (Zea spp.)
Padi
(Oryza sativa)
9.500 SM



2.3         Kaitan Domestikasi dengan Pemuliaan Tanaman

Namun setelah diidentifikasi lebih lanjut, dapat disimpulkan bahwa domestikasi terjadi sebelum pemuliaan (pre breeding). Tanaman utama (liar) sengaja dibudidayakan oleh nenek moyang kita, sehingga terjadi perubahan genetik dilingkungan barunya. Sebagai contoh, gandum telah berevolusi dari gandum liar (A. Sterilis dan A. Faua) menjadi oat umum (Avena sativa).
Ketika pemulia tanaman ingin menyisipkan gen baru kepada suatu tanaman, tetapi gen yang diinginkan tidak ditemukan pada tanaman budidaya, maka pemulia tanaman dapat mencari dari tanaman liar. Tanaman yang tumbuh liat dapat menguntungkandalam hal bertahan hidup, seperti kulit biji yang lebih keras dan sebagainya.
Sebagai contoh, tomat berasal dari wilayah Andean di Amerika Selatan. Tomat liar tumbuh di permukaan laut dengan kekeringan yang ekstrim. Setelah didomestikasi, tomat dapat dibudidayakan disemua benua didunia. Pembiakan dasar genetik tomat serta pengenalan plasma nutfah oleh para pemulia tanaman elah membawa perubahan besar pada dunia (Valpuesta, 2002).




2.4         Kebijakan Pemerintah Tentang Domestikasi

Pemerintah telah mengatur mengenai domestikasi tanaman. Undang-undang yang mengaturnya adalah PeraturanMenteriPertanian Nomor:36/Permentan/OT.140/8/2006, yang berbunyi :
PERATURANMENTERIPERTANIAN NOMOR:36/Permentan/OT.140/8/2006
Menimbang           :  
a.      bahwabibitternakmerupakansalahsatufaktor kunci     keberhasilan     dalam     pembangunan subsektorpeternakan;
b.      bahwauntukmenjamintersediannyabibitternakyang memenuhi kebutuhan dalam hal jumlah, standar mutu, syarat kesehatan, syarat keamanan hayati, sertaterjagakeberlanjutanyangdapat menjamin terselenggaranya usaha budidaya peternakan diperlukan arahan perumusan sistem perbibitannasional
Menetapkan:  
PERATURAN  MENTERI  PERTANIAN  TENTANG SISTEMPERBIBITANTERNAKNASIONAL
Pasal1
DalamPeraturaniniyangdimaksuddengan:
1.      SistemPerbibitanTernakNasionaladalahtatananyangmengatur hubungan     dan saling   ketergantungan   antara   pengelolaansumberdayagenetik,  pemuliaan,  perbanyakan,  produksi, peredaran, pemasukan dan pengeluaran benih dan atau bibit unggul, pengawasan penyakit, pengawasan mutu, pengembangan usahadankelembagaan.
2.      Pembibitanadalahkegiatanbudidayamenghasilkanbibitternakuntukkeperluansendiriatauuntukdiperjualbelikan. Bibitternakadalahsemuahasilpemuliaanternakyangmemenuhipersyaratantertentuuntukdikembangkan.
3.      Benihadalahhasilpemuliaanternakyangberupamani(semen), sel(oocyt).Telurtetasdanembrio.
4.      Mani  (semen)adalahspermatozoa  dan  plasma  seminalis  yang berasal      dari  pejantan  yang  dapat  digunakan  untuk  proses pembuahan.
5.      Embrioadalahhasilpembuahanspermadanselteluryangterjadi secaraalamimaupunbuatan.
6.      PremodialGermcelladalahselyangberpotensimenjadiembrio.
7.      Ternakadalahhewanpiara,yangkehidupannyameliputitempatperkembangbiakan serta manfaatanya diatur dan diawasi olehmanusia serta dipelihara khusus sebagaipenghasilbahandanjasa yang berguna bagi kepentingan hidup manusia.
8.      Spesiesadalahsekelompokternakyangmemilikisifat-sifat genetik sama, dalam kondisi alami dapat melakukan perwakilan dan menghasilkanketurunanyangsubur.
9.      Rumpun adalahsekelomp[ok ternak yang mempunyai ciri dan karakteristikluarsertasifatketurunanyangsamadarisatuspesies.
10.  Galuradalahsekelompokindividuternakdalamsaturumpunyang dikembangkanuntuk  tujuan  pemuliaan  dan/atau  karakteristik tertentu.
11.  Sumberdayagenetikternakadalahsubtansiyangterdapatdalam individusuatupopulasirumpunternakyangsecaragenetikunikyang terbentuk dalam proses domestikasi dari masing-masing spesies, yang merupakan sumbersifat keturunan yang mempunyai nilai potensialmaupunnyatasertadapatdimanfaatakndan dikembangkan atau dirakit untuk menciptakan rumpun atau galur unggulbaru.
12.  Ternakasliadalahternakyangkerabatliarnyaberasaldaridan prosesdomestikasinyaterjadidiIndonesia;
13.  Ternaklokaladalah ternakhasilpersilanganatauintroduksidari luaryangtelahdikembang-biakan di Indonesia sampai generasi kelima atau lebih yang beradaptasi pada lingkungan dan atau manajemensetempat;
14.  Pemulian ternak adalah rangkaian kegiatan untuk mengubahkomposisi genetik pada sekelompok ternak dari suatu rumpun atau galurgunamencapaitujuantertentu.
15.  Wialayahsumberbibitternakadalahsuatuagroekosistemyangtidak dibatasi oleh administrasi pemerintahan dan mempunyai potensi untuk pengembangan bibit ternak dari spesies atau rumpun tertentu.
16.  Pemurnian adalah upaya untuk memepertahankan rumpun dari jenis(spesies)ternaktertentu.
17.  Inbred adalah ternak murni hasil perkewinan silang dalam.
18.  Ujiperfomansadalahmetodepengujianuntukmemilihternakbibitberdasarkan sifat kualitatif dan kuantitatif meliputi pengukuran, penimbangandanpenilaian.
19.  Uji Zuriat adalah metode pengujian untuk mutu genetik calonpejantan untuk mengetahui produksi anak betinanya.
20.  Penetapan   galur   atau   rumpun   ternak   adalah   pengakuanpemerintahterhadapsuatugalurataurumpunternakyangtelah ada di suatu wilayah sumber bibit yang secara turun temurun dibudidayakanpeternakdanmenjadimilikmasyarakat.
21.  Pelepasangalurataurumpunternakadalahpengakuanpemerintah terhadap suatu galur atau rumpun ternak hasil pemuliaan di dalam negeriyangdapatdisebarluaskan.23.Persilanganadalahacaraperkawinan,dimanaperkembangbiakan ternaknyadilakukanmelalauiperkawinanantarahewan-hewan dari suatuspesiestetapiberlainanrumpun.
22.  Inseminasi Buatan adalah teknik memasukkan mani/semen kedalamalatreproduksiternakbetinasehatuntukdapatmembuahi sel telur dengan menggunakan alat inseminasi dengan tujuan agar ternakbunting.
23.  TransferEmbrioadalahkegiatanmemasukkanembriokedalam alat reproduksiternak betina sehat dengan tehnik tertentu agar ternakbunting.
24.  TeknologiBiologiMolekuleradalahteknologiyangmemanfaatkan molekulDeoxyribonucleicAcid(DNA)untukmenghasilkanindividuyangmembawasifat-sifattertentu
25.  Standarisasibenihdanataubibitadalahprosesspesifikasiteknisbenih   dan   atau   bibit   yang   dibakukan,   disusun   berdasarkan konsesus semua pihak yang terkait dengan memeperhatikan syarat mutu genetik, syarat-syaratkesehatanhewandanmasyarakat veteriner, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman,  perkembangan  masa  kini  dan  masa  yang  akan datanguntukmemeberikepastianmanfaatyangakandiperoleh.
26.  SeritifikasiBenihdanatauBibitadalahprosespenerbitansertifikat benihdanataubibitsetelahmelalauipemeriksaan,pengujiandanpengawasansertamemenuhisemuapersyaratanuntukdiedarkan.
27.  PejabatFungsionalPengawasBibitTernakadalahPegawaiNegeriSipil  yang  memenuhi syarat untuk melaksanakan tugas pengawasan bibit dan atau benih ternak sesuai peraturan perundang-undanganyangberlaku.

 


BAB III

PENUTUP


1.1         Kesimpulan

Domestikasi merupakan pengadopsian tumbuhan dan hewan dari kehidupan liar ke dalam lingkungan kehidupan sehari – hari manusia. Dalam arti yang sederhana, domestikasi merupakan proses “penjinakan” yang dilakukan terhadap hewan liar. Perbedaannya, apabila penjinakan lebih pada individu, domestikasi melibatkan populasi, seperti seleksi, pemuliaan (perbaikan keturunan), serta perubahan perilaku/sifat dari organisme yang menjadi objeknya.
Beberapa contoh tanaman buah yang telah di domestikasi diantaranya yaitu : anggur, labu, nanas dan juga apel. Adanya kegiatan domestikasi pada tanaman – tanaman tersebut selain didorong dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan manusia, juga dilakukan untuk melakukan konservasi sumber daya genetik tanaman. Hal ini dilakukan untuk menjaga sumber plasma nutfah yang masih ada guna untuk koleksi ataupun kegiatan pemulia tanaman yang selanjutnya akan menghasilkan jenis baru lagi yang lebih unggul.

 
Acquah, G. (2007). Principles of Plant Genetics and Breeding (p. 584). Blackwell Publisher.
Anderson, N. O. (2007). Flower Breeding and Genetics Issues , Challenges and Opportunities (p. 843). Minnesota. U.S.A.: Springer.
Evenson, R. ., Gollin, D., & Santaniello, V. (1998). AGRICULTURAL VALUES OF PLANT GENETIC (p. 303). Wallingford, UK: CABI Publishing.
Jain, S. M., & Priyadarshan, P. M. (2009). Breeding Plantation Tree Crops : Temperate Species (p. 294).
Kang, M. S., & Priyadarshan, P. M. (2007). Breeding Majorr Food Staples (p. 441). Blackwell Publishing.
Schlegel, R. H. J. (2010). Dictionary of Plant Breeding (p. 586). CRC Press (Taylor & Francis Group).
Valpuesta, V. (2002). Fruit and vegetable biotechnology (p. 332). Woodhead Publishing Limited. doi:10.1533/9781855736412






Tidak ada komentar:

Posting Komentar