Nama : ahmad yasin
NPM : 150510140047
Topik matakuliah : Induksi Resistensi
Hari/tanggal : Senin, 16 November 2015
Dosen : Yusup Hidayat
Refleksi
Painter
(1951) mendefinisikan resistensi tanaman merupakan sifat-sifat tanaman yang dapat diturunkan dan dapat
mempengaruhi tingkat kerusakan oleh serangga.
Beck (1965) mengemukakan bahwa resistensi tanaman
adalah semua ciri dan sifat tanaman yang memungkinkan tanaman terhindar, mempunyai daya tahan atau daya sembuh dari
serangan serangga dalam kondisi yang akan
menyebabkan kerusakan lebih besar pada tanaman lain dari spesies yang sama. Sedangkan Teetes (1996) menyatakan
bahwa dalam praktek pertanian, resistensi
tanaman berarti kemampuan tanaman untuk berproduksi lebih baik dibandingkan tanaman lain dengan tingkat populasi
hama yang sama.
Cara
pembuatan varietas resisten ada banyak caranya, seperti domestikasi, rekayasa,
seleksi dan induced resistance.
Induced Resistance adalah ketahanan tanaman terinduksi
dapat dipicu dengan penambahan bahan-bahan kimia tertentu, mikroorganisme non
patogen, patogen avirulen, ras patogen inkompatibel, dan patogen virulen yang
infeksinya gagal karena kondisi lingkungan tidak mendukung. Adapun Induced Resistance dibagi menjadi 2 :
·
Sytemic Acquired Resistance (SAR)
Pada umumnya, ketahanan terimbas adalah ketahanan sistemik.
Hal ini terjadi karena daya pertahanan ditingkatkan tidak hanya pada bagian
tanaman yang terinfeksi, tetapi juga pada jaringan terpisah tempat yang tidak
terinfeksi. Oleh karena bersifat sistemik, ketahanan terimbas umumnya dirujuk
sebagai SAR (Systemic Acquired Resistence).
Beberapa
ciri SAR antara lain, SAR diperoleh setelah inokulasi dengan
necrotizing patogen, HR, atau aplikasi dari beberapa bahan kimia. Systemic
Acquired Resistance (SAR) dalam pertahanan tanaman terletak pada
sistem interaksi elisitor dan regulasi yang terjadi pada tanaman model Arabidopsis
thaliana. SAR tergantung pada tanaman dan elisitor patogen, ketahanan akan
muncul pada periode tertentu dengan mengkorespondensikan waktu yang dibutuhkan
untuk akumulasi PR-protein (dan transkripsi) dan produksi asam salisilat pada
tanaman inang. SAR membutuhkan akumulasi asam salisilat atau PR-protein dalam
sistem regulasi. Terdapat sedikitnya dua komponen
utama yang berperan dalam mekanisme SAR, yaitu gen penanda molekuler SAR dan
salicylic acid. Telah diketahui bahwa penanda tersebut kemudian disebut sebagai
gen SAR.
·
Induced Systemic Resistance (ISR)
Ketahanan sistemik terinduksi (ISR) pada dasarnya memiliki
kesamaan dengan SAR. Mekanisme ini terjadi sebagai akibat adanya infeksi oleh
patogen sehingga tanaman memberikan respon berupa reaksi-reaksi pertahanan
seperti HR yang menyebabkan terjadinya lesio nekrotik pada daerah terserang.
Faktor yang dapat memicu ISR seperti senyawa kimia (siderofor, antibiotik dan
ion Fe) yang dihasilkan rizobakteria dan komponen sel bakteri (dinding sel
mikroba, flagella, filli, membran lipopolisakarida (LPS)) dapat sebagai
elicitor dalam menginduksi ketahanan secara sistemik.
Tanaman Transgenik
Tanaman
transgenik itu merupakan tanaman yang memiliki gen atau telah disisipi gen dari
organisme lain, dan dapat pula disebut sebagai Genetically Modified Organism (organisme yang termodifikasi secara
genetik). Penyisipan gen ini biasanya lebih diarahkan ke tanaman pangan untuk
menciptakan kualitas pangan yang lebih baik daripada sebelumnya. Contoh
manfaatnya, agar tanaman pangan lebih tahan hama, lebih toleran terhadap panas,
dingin ataupun kekeringan, dan banyak lagi manfaat lainnya.
Namun
pada benih transgenik sifat-sifatnya tidak dapat diturunkan, karena adanya
perlakuan dari produsen benih agar keuntungannya lebih.
·
Traitor (Trait-Spesific Genetic use Restriction)
Sistem ini menjadikan
tanaman kehilangan sifat transgeniknya untuk sementara pada penanaman selanjutnya
dari benih yang dihasilkan oleh tanaman hasil transgenik sehingga sifat
transgenik akan muncul kembali
·
Teknologi Sistem
Pertahanan (Terminator)
Cara kerja dari
sistem ini adalah terdapat suatu sifat dimana embrio benih pada hasil penanaman
akan mati secara otomatis. Selain itu, terdapat cara kerja lain pada sistem ini
dimana hasil dari penanaman diatur menjadi steril atau mandul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar