Kamis, 02 Maret 2017

Laporan Praktikum Penghitungan Konsentrasi, Dosis dan Kebutuhan Pestisida

BAB 1
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Salah satu faktor utama dalam keberhasilan penggunaan pestisida di lapangan adalah ketepatan dalam konsentrasi dan dosis yang digunakan. Istilah konsentrasi hanya digunakan apabila aplikasi pestisida dilakukan dengan cara penyemprotan, sedangkan dosis digunakan dalam penyemprotan maupun cara aplikasi pestisida lainnya.
Dalam aplikasi pestisida dengan cara penyemprotan, besaran konsentrasi yang digunakan dalam setiap penyemprotan haruslah tetap. Dosis yang digunakan terkait erat dengan jumlah atau besaran pelarut (air) yang harus digunakan. Jumlah air yang digunakan sangat dipengaruhi oleh jenis dan umur tanaman, sehingga besaran dosis penyemprotan akan selalu berubah sesuai dengan umur dan jenis tanaman yang disemprot.
Terdapat tiga istilah yang biasa digunakan, baik dalam konsentrasi maupun dosis, yaitu konsentrasi formulasi, konsentrasi larutan, konsentrasi bahan aktif, dosis formulasi, dosis larutan, dan dosis bahan aktif. Dan masing-masing istilah tersebut saling berkaitan.
Konsentrasi formulasi (Kf) adalah banyaknya formulasi pestisida yang terdapat dalam setiap liter larutan pestisida (campuran formulasi pestisida dengan pelarut, misalnya air), sehingga satuannya adalah g/l atau cc/l tergantung pada formulasi yang digunakan. Kemudian, konsentrasi larutan (Kl) diartikan sebagai besarnya kandungan pestisida dalam larutan (campuran pestisida dengan pelarutnya), dan memiliki satuan %. Konsentrasi bahan aktif (Kba) adalah banyaknya bahan aktif pestisida yang terkandung dalam larutan pestisida, dengan satuannya adalah %.
Dalam isitilah dosis, dosis formulasi (Df) diartikan sebagai banyaknya formulasi pestisida (kg/l) yang harus digunakan dalam setiap kali aplikasi pada setiap hektar lahan pertanian yang akan dilindungi dari serangan OPT, memiliki satuan kg/ha atau l/ha. Berbeda dengan dosis larutan, dosis larutan (Dl) adalah banyaknya jumlah atau volume larutan pestisida (campuran pestisida dengan pelarutnya) yang harus digunakan untuk setiap kali penyemprotan pada setiap 1 ha pertanaman. Adapun dosis bahan aktif (Dba) adalah banyaknya bahan aktif pestisida yang harus atau direkomendasikan untuk dipergunakan dalam pengendalian hama tertentu, pada jenis tanaman tertentu, dan pada umur tanaman tertentu.
Pemahaman istilah-istilah tersebut juga cara penghitungannya merupakan hal yang penting dalam pembelajaran aplikasi pestisida, juga pengaplikasian pestisida di lapangan. Sehingga perlunya pembelajaran dan latihan penghitungan dosis dan konsentrasi, yang akan dibahas lebih dalam laporan praktikum ini.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah
1.      Dapat membedakan konsentrasi dan dosis aplikasi, baik di lapangan maupun di laboratorium
2.      Mampu mengimplementasikan dalam aktivitas penggunaan pestisida
3.      Dapat menghitung besaran konsentrasi dan dosis pestisida yang akan digunakan



BAB 2
METODE, ALAT, DAN BAHAN


2.1 Alat dan Bahan

ü  lembar latihan
ü  lembar kerja,
ü  kasus
ü   penggunaan pestisida
ü   kalkulator.

2.2 Metode Praktikum

Praktikum yang dilakukan kali ini adalah mengerjakan soal latihan penghitungan konsentrasi dan dosis.




 

BAB 3
PEMBAHASAN


1.    Untuk mengendalikan serangan OPT digunakan Curacron 500 EC dengan konsentrasi 2 cc/l.
a.    Sebutkan bahan aktif dari pestisida tersebut
Bahan aktif Curacron 500 EC adalah profenofos 500 g/l.
b.    Sebutkan tanaman dan OPT sasarannya
·      Bawang merah: ulat grayak
·      Cabai: kutu daun, ulat grayak
·      Kubis: ulat grayak
·      Kapas: penggerek buah, penggerek pucuk
·      Tebu: penggerek batang
·      Tomat: ulat buah
·      Semangka: lalat buah, kutu daun, thrips, penggerek daun, penggerek batang
c.    Hitung:
-       Konsentrasi bahan aktif dan larutan
Kba        = Kf x %BA
= 0,2% x 500%
= 1%
Kl           = Kf x 100%
= 2 cc/l  x 100%
               = 2 cc/1000 cc x 100%
               = 0,2%

-       Dosis formulasi dan bahan aktif
Df           = Kf x Dl
               = 2 cc/l x 500 l/ha
               = 1 l/ha
Dba        = Df x %BA
               = 1 l/ha x 500 %
               = 5 l/ha

2.    Untuk mengendalikan OPT pada suatu tanaman digunakan Antracol 70 WP dengan dosis bahan aktif 0,7 kg dan dosis larutan 500 l/ha.
a.    Sebutkan bahan aktif dari pestisida tersebut adalah propinep 70 g/l.
b.    Sebutkan tanaman dan OPT sasarannya
·      Kopi: bercak daun, karat daun
·      Jagung: bulai, hawar daun
·      Cabai: antraknosa, bercak daun
·      Kentang: busuk daun
·      Lada: busuk pangkal batang
·      Cengkeh: cacar daun
·      Anggur: embun tepung
·      Apel: embun tepung
·      Anggrek: bercak daun, busuk hitam
c.    Hitung:
-       Dosis formulasi
Diketahui:
Dba        = 0,7 kg
Dl           = 500 l/ha
%BA      = 70%
Df ?
Dba        = Df x %BA
0,7 kg     = Df x 70%
Df          = 1 kg/ha

-       Konsentrasi formulasi dan larutan
Df           = Kf x Dl
1 kg/ha   = Kf x 500 l/ha
Kf          = 2 g/l
Kl           = Kf x 100%
               = 2 g/l x 100%
               = 0,2 %
     
3.    Dalam mengendalikan serangan OPT pada tanaman yang diusahakan, seorang petani menggunakan pestisida Dusrban 200 EC, Cymbush 50 EC, Dithane M-45 dan Antracol 70 WP. Konsentrasi yang digunakan adalah 2 cc/l untuk pestisida cair dan 2 g/l untuk pestisida padat dengan dosis larutan 400 l/ha.
-       Menurut Anda, sebaiknya penggunaan pestisida tersebut dilakukan secara tunggal, rotasi atau dicampurkan?
Penggunaan pestisida tersebut dapat digunakan baik secara tunggal, rotasi, maupun pencampuran ganda tergantung karakteristik dari masing-masing pestisida, apakah kompatibel atau tidak bila dicampurkan.
-       Apabila secara tunggal, bagaimana urutan penggunaan yang paling baik (efektif, efisien dan aman)?
Urutan penggunaan yang paling baik adalah Cymbush 50 EC, Dusrban 200 EC, Dithane M-45, dan Antracol 70 WP. Karena pengaplikasian dimulai dari jenis formulasi yang cair sampai yang paling pekat, dengan konsentrasi terendah sampai tertinggi.
-       Apabila digunakan secara campuran, formulasi campuran yang bagaimana yang paling baik
Formulasi campuran yang paling baik adalah pestisida yang kompatibel, homogen, dan berspektrum luas.
-       Hitung:
1)   Konsentrasi bahan aktif dan larutan
Kl                                  = Kf x 100%
·      Dusrban 200 EC       = 2 cc/l x 100%
= 2 cc/1000 cc x 100%
= 0,2%
·      Cymbush 50 EC       = 2 cc/l x 100%
= 2 cc/1000 cc x 100%
= 0,2%
·      Dithane M-45           = 2 g/l x 100%
= 2 g/1000 g x 100%
 = 0,2 %                
·      Antracol 70 WP        = 2 g/l x 100%
= 2 g/1000 g x 100%
= 0,2%

Kba                               = Kl x %BA
·      Dusrban 200 EC       = 0,2 % x 200%
                                       = 0,4 %
·      Cymbush 50 EC       = 0,2% x 50%
                                       = 0,1 %
·      Dithane M-45           = 0,2% x 45%
                                       = 0,09 %
·      Antracol 70 WP        = 0,2% x 70%
= 0,14 %

2)   Dosis formulasi dan bahan aktif
Df                                   = Kf x Dl
·      Dusrban 200 EC       = 2 cc/l x 400 l/ha
= 800 cc/ha
= 0,8 l/ha
·      Cymbush 50 EC       = 2 cc/l x 400 l/ha
= 800 cc/ha
= 0,8 l/ha
·      Dithane M-45           = 2 g/l x 400 l/ha
= 800 cc/ha
= 0,8 l/ha
·      Antracol 70 WP        = 2 g/l x 400 l/ha
= 800 g/ha
= 0,8 kg/ha

Dba                                = Df x %BA
·      Dusrban 200 EC       = 0,8 l/ha x 20%
= 0,8 l/ha x 0,2
= 0,16 l/ha
·      Cymbush 50 EC       = 0,8 l/ha x 50%
= 0,8 l/ha x 0,5
= 0,4 l/ha
·      Dithane M-45           = 0,8 kg/ha x 45%
= 0,36 kg/ha
·      Antracol 70 WP        = 0,8 kg/ha x 70%
= 0,8 kg/ha x 0,7
= 0,56 kg/ha

4.      Anda akan melaksanakan budidaya tanaman kubis, kentang dan tomat. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, pada saat budidaya tanaman tersebut seringkali terjadi serangan OPT, misalnya dengan tingkat serangan sebagai berikut:  Hitung konsentrasi larutan dan bahan aktif nya!


Nama dagang
Bahan Aktif
Kf
Dl (l/ha)
a.
Asefat
1 g/l
500
Dimetoate
1 ml/l
500
Agrimec 18 EC
Abamektin
0.5 ml/l
500
Tetrin 36 EC
Alfa-sipermetrin
0.5 ml/l
500
Curacron 500 EC
Profenofos
1 ml/l
500
b.
Asefat
1 g/l
500
Dimetoate
1 ml/l
500
Amect 18 EC
Abamektin
0.5 ml/l
500
Basic 25 EC
Deltametrin
0.5 ml/l
500
Lannate 25 WP
Metomil
1 g/l
500
Tetrin 36 EC
Alfa-sipermetrin
1,5 ml/l
500
c.
Mastax 50 EC
Sipermetrin
1 ml/l
500
Dimetoate
0.5 ml/l
500
Siromazin
0,3 g/l
500
Abamectin
0,5 ml/l
500
Profenofos
2 ml/l
500
d.
Alfamex 18 EC
Abamektin
0.5 ml/l
500
beta-sipermetrin
1 ml/l
500
Fenpropatrin
1 ml/l
500
Samite 135 EC
Piridaben
0,5 ml/l
500
Omite 570 EC
Proparqit
0,5 ml/l
500
Pegasus 500 SC
Diafentiuron
0,5-1 ml/l
500
e.
Curacron 500 EC
Profenos
1,5 ml/l
500
Matador 25 EC
Lamda sihalothrin
0,5 ml/l
500
Prevathon 50 SC
Klorantraniliprol
1-1,25 ml/l
500
Regent 50 SC
Fipronil
0,5-1 ml/l
500
Akurata 200 EC
Fenvalerat
0,5-1 ml/l
500
Amistartop 320 EC
Azoksistrobin & difenokozanol
1 ml/l
500
f.
Score 250 EC
Difenokonazol
1 ml/l
500
Cabriotop 60 WG
Metiram & Piraklostrobin
0,5 - 1 g/l
500
Antracol 70 WP
Propinep
1,5-2,5 g/l
500
Karibu 75 WP
Klorotalonil
2 g/l
500
Equationpro 52 WG
Famoksadon & Simoksanil
0,4-0,8 g/l
500
g.
Orthene 75 SP
Asefat
1-2cc/lt air
500
Hostathion 40 EC
Triazofos
2-3 gr/lt air
500
Prevanton 50 SC
Klorantraniliprol
1-1,25 ml/l
500
Regent 50 SC
Fipronil
0,5-1 ml/l
500
Takumi 20 WG
FlB20:C40ubendiamida
1,5 g/ha
500

a.     

Nama dagang
Bahan Aktif
Kl (%)
Kba (%)
a.
Asefat
0.1
0.075
Dimetoate
0.1
0.4
Agrimec 18 EC
Abamektin
0.05
0.009
Tetrin 36 EC
Alfa-sipermetrin
0.05
0.018
Curacron 500 EC
Profenofos
0.1
0.5
b.
Asefat
0.1
0.075
Dimetoate
0.1
0.4
Amect 18 EC
Abamektin
0.05
0.009
Basic 25 EC
Deltametrin
0.05
0.0125
Lannate 25 WP
Metomil
0.1
0.025
Tetrin 36 EC
Alfa-sipermetrin
0.15
0.054
c.
Mastax 50 EC
Sipermetrin
0.1
0.05
Dimetoate
0.05
0.2
Siromazin
0.03
0.0225
Abamectin
0.05
0.01
Profenofos
0.2
1
d.
Alfamex 18 EC
Abamektin
0.05
0.009
beta-sipermetrin
0.1
0.025
Fenpropatrin
0.1
0.05
Samite 135 EC
Piridaben
0.05
0.0675
Omite 570 EC
Proparqit
0.05
0.285
Pegasus 500 SC
Diafentiuron
0.05-0.1
0.25-0.5
e.
Curacron 500 EC
Profenos
0.15
0.75
Matador 25 EC
Lamda sihalothrin
0.05
0.0125
Prevathon 50 SC
Klorantraniliprol
0.1-0.125
0.05-0.063
Regent 50 SC
Fipronil
0.05-0.1
0.003-0.05
Akurata 200 EC
Fenvalerat
0.05-0.1
0.1-0.2
Amistartop 320 EC
Azoksistrobin & difenokozanol
0.1
0.325
f.
Score 250 EC
Difenokonazol
0.1
0.25
Cabriotop 60 WG
Metiram & Piraklostrobin
0.05 –
0. 1
0.03-0.06
Antracol 70 WP
Propinep
0.15-0.25
0.11-0.175
Karibu 75 WP
Klorotalonil
0.2
0.15
Equationpro 52 WG
Famoksadon & Simoksanil
0.04-0.08
0.02-0.042
g.
Orthene 75 SP
Asefat
0.1-0.2
0.075-0.15
Hostathion 40 EC
Triazofos
0.2-0.3
0.08-0.12
Prevanton 50 SC
Klorantraniliprol
0.1-0.125
0.05-0.06
Regent 50 SC
Fipronil
0.05
0.025
Takumi 20 WG
FlB20:C40ubendiamida
0.15
0.03

b.      Hitung dosis formulasi dan bahan aktifnya

Nama dagang
Bahan Aktif
Df (kg/ha)
Dba
a.
Asefat
0.5
0.375
kg/ha
Dimetoate
0.5
2
l/ha
Agrimec 18 EC
Abamektin
0.25
0.045
l/ha
Tetrin 36 EC
Alfa-sipermetrin
0.25
0.09
l/ha
Curacron 500 EC
Profenofos
0.5
2.5
l/ha
b.
Asefat
0.5
0.375
kg/ha
Dimetoate
0.5
2
l/ha
Amect 18 EC
Abamektin
0.25
0.045
l/ha
Basic 25 EC
Deltametrin
0.25
0.0625
l/ha
Lannate 25 WP
Metomil
0.5
0.125
kg/ha
Tetrin 36 EC
Alfa-sipermetrin
0.75
0.27
l/ha
c.
Mastax 50 EC
Sipermetrin
0.5
0.25
l/ha
Dimetoate
0.25
1
l/ha
Siromazin
0.15
0.1125
kg/ha
Abamectin
0.25
0.05
l/ha
Profenofos
1
5
l/ha
d.
Alfamex 18 EC
Abamektin
0.25
0.045
l/ha
beta-sipermetrin
0.5
0.125
l/ha
Fenpropatrin
0.5
0.25
l/ha
Samite 135 EC
Piridaben
0.25
0.3375
l/ha
Omite 570 EC
Proparqit
0.25
1.425
l/ha
Pegasus 500 SC
Diafentiuron
0.25-0.5
1.25-2.5
l/ha
e.
Curacron 500 EC
Profenos
0.75
3.75
l/ha
Matador 25 EC
Lamda sihalothrin
0.25
0.0625
l/ha
Prevathon 50 SC
Klorantraniliprol
0.5-0.625
0.25-0.3
l/ha
Regent 50 SC
Fipronil
0.25-0.5
0.125-0.25
l/ha
Akurata 200 EC
Fenvalerat
0.25-0.5
0.5-1
l/ha
Amistartop 320 EC
Azoksistrobin & difenokozanol
0.5
1.6
l/ha
f.
Score 250 EC
Difenokonazol
0.5
1.25
l/ha
Cabriotop 60 WG
Metiram & Piraklostrobin
0.25-0.5
0.15-0.3
kg/ha
Antracol 70 WP
Propinep
0.75-1.25
0.5-0.87
kg/ha
Karibu 75 WP
Klorotalonil
1
0.75
kg/ha
Equationpro 52 WG
Famoksadon & Simoksanil
0.2-0.4
0.1-0.2
kg/ha
g.
Orthene 75 SP
Asefat
0.5-1
0.3-0.7
l/ha
Hostathion 40 EC
Triazofos
1-2.5
0.4-1
kg/ha
Prevanton 50 SC
Klorantraniliprol
0.5-0.65
0.25-0.32
l/ha
Regent 50 SC
Fipronil
0.25-0.5
0.12-0.25
l/ha
Takumi 20 WG
FlB20:C40ubendiamida
0.75
0.15
kg/ha




BAB 4
PENUTUP


4.1 Kesimpulan

Berdasarkan data diatas konsentrasi dan dosis setiap pestisida berbeda-beda tergantung kepada bahan aktif yang akan di gunakan dan memiliki kandungan yang berbeda-beda .karena itu pemakaiamn pestisida harus mengikuti standar dan mengerti akan kandungan yang terdapat pada merek tersebut , agar ebih efisen dalam pemberiannya dan efektif dalam pemakaiannya .

4.2 Saran


            Setelah mengetahui rumus dan cara perhitungan konsentrasi, dosis, dan kebutuhan pestisida tersebut, ada baiknya kita sebagai insan pertanian yang intelek memberikan pengetahuan ini kepada para petani yang terjun langsung di lapangan, dengan harapan tercapainya Pengendalian Hama Terpadu yang dapat menunjang tercapainya produktivitas yang optimal dan menguntungkan secara ekonomi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar