I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penyakit hawar daun (leaf
blight) turcicum disebabkan oleh jamur Helminthosporium turcicum (Pass.)
Leonard et Suggs. Jamur membentuk konidiofor yang keluar dari mulut daun
(stomata), satu atau dua dalam kelompok, lurus atau lentur, berwarna coklat,
panjangnya sampai 300 μm, tebal 7-11 μm, secara umum 8-9 μm. Jamur Helminthosporium
turcicum dapat bertahan hidup pada tanaman jagung yang masih hidup,
beberapa jenis rumput-rumputan termasuk sorgum, pada sisa-sisa tanaman jagung
sakit, dan pada biji jagung. Konidium jamur ini disebarkan melalui angin. Di
udara, konidium yang terbanyak terdapat menjelang tengah hari. Konidium berkecambah
dan pembuluh kecambah mengadakan infeksi melalui mulut kulit atau dengan
mengadakan penetrasi secara langsung, yang didahului dengan pembentukan
apresorium (Teh, Jacobson, & Kering, 2008).
Gejala visual yang menunjukkan ciri khas serangan H.
turcicum adalah bercak agak memanjang, bagian tengah agak melebar, makin ke
pinggir makin kecil, berwarna cokelat keabuan, dikelilingi oleh warna
kekuningan sejajar tulang daun.
a. Gejala
Penyakit Hawar Daun Jagung
II.
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
2.1
Tempat
Tempat :
·
Lahan D3 Fakultas
Pertanian Universitas Padjadjaran
·
Laboratorium Departemen
Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
2.2
Bahan
dan Alat
1.
Bahan
Yang Diperlukan
Spore
Trap : - Vaseline
Monitoring
Patogen : - Apel
- Tanah Lahan D3 dan Tanah Bu Wiwin
2.
Alat
yang diperlukan
Spore
Trap : - Object
Glass
- Kayu dan Tali
Monitoring
Patogen : - Bunsen
- Alat Pelubang Buah Apel
- Kapas
- Wrap
2.3
Cara
Praktikum
2.3.1
Intensitas
Patogen Penyakit Hawar Daun Jagung
-
Skoring tanaman jagung
yang tekena penyakit dengan cara mengambil sampel di setiap bedengan
2.3.2
Spore
Trap
-
Memberikan vaselin pada
object glass yang telah disediakan
-
Mengikat object glass pada
kayu
-
Kemudian menancapkan kayu
yang telah ada object glass pada lahan
2.3.3
Monitoring
Patogen Pada Buah Apel
-
Menyiapkan seluruh bahan
yang telah tersedia
-
Membuat 4 lubang pada 2
buah apel
-
Melembabkan tanah
-
Kemudian memasukkan tanah
lahan yang diamatin pada satu buah apel dan memasukkan tanah bu wiwin pada 1
buh apel lainnya
-
Tanah yang telah
dimasukkan di tutupi menggunakan kapas kemudian di wrap
-
III.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1
Penyakit Hawar Daun Jagung
3.1.1
Nama
Penyakit dan Jenis Penyakit
Nama Penyakit : Hawar Daun Jagung
Penyebab :
Jamur Helminthosporium turcicum
3.1.2
Rumus
Van Der Plank
X = Xₒ eʳ ᵗ
3.1.3
Perkembangan
Penyakit
Polisiklik karena pathogen dapat
menyelesaikan banyak siklus hidup dan banyak menghasilkan inoculum baru atau
dapat menghasilkan inoculum sekunder berkali-kali dalam satu musim tanam
3.1.4
Rumus
Intensitas Patogen dan Skoring
Rumus :
I = Σ
x 100%
Keterangan :
I :
Intensitas Patogen
n :
Jumlah jaringan yang terserang yang diamati
N :
Total tanaman yang diamati
z : skoring
Z :
Kategori serangan yang tertinggi
Skoring pada penyakit hawar daun jagung
yaitu
0
: Tidak ada gejala
1
: 1 – 12.5 %
2
: 12.5 – 25 %
3
: 25 – 50 %
4
: 50 – 75 %
5
: 75 – 100 %
Untuk cara pengambilan sampel pada
kelompok kita yaitu dengan meggunakan metode sampling berebntuk U . Kami menggunakan metode U, karena titik sampling yang
kami amati tidak pada garis awal pertanaman sehingga diharapkan iklim mikro
pertanaman kondusif.
3.1.5
Gambar
Skoring
3.1.6
AUDPC
dan Kurva
Bedeng
|
Tanaman
|
Pengamatan Ke-
|
|
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
Jumlah
|
Nilai AUDPC
|
||
3
|
1
|
47.9
|
66.6
|
70.8
|
85.4
|
270.7
|
816.2
|
|
2
|
41.6
|
64.5
|
64.5
|
79.2
|
249.8
|
757.6
|
|
3
|
43.8
|
60.4
|
60.4
|
75
|
239.6
|
720.8
|
|
4
|
41.6
|
56.3
|
62.5
|
70.8
|
231.2
|
700
|
|
5
|
43.8
|
60.4
|
66.7
|
64.6
|
235.5
|
725.2
|
|
6
|
47.9
|
52.1
|
79.2
|
79.2
|
258.4
|
779.4
|
9
|
7
|
45.8
|
58.3
|
75
|
75
|
254.1
|
774.8
|
|
8
|
43.8
|
54.1
|
54.2
|
64.6
|
216.7
|
650
|
|
9
|
41.6
|
56.3
|
66.7
|
66.7
|
231.3
|
708.6
|
|
10
|
54.2
|
56.3
|
56.3
|
66.7
|
233.5
|
692.2
|
|
11
|
52.1
|
52.1
|
75
|
75
|
254.2
|
762.6
|
|
12
|
58.3
|
58.3
|
58.3
|
68.8
|
243.7
|
720.6
|
3.1.7
Pengendalian
Berdasarkan Rumus Van Der Plank
3.2
Spore Trap
Spore trap pada
awalnya di buat pada hari Jumat tanggal 14 Oktober 2016. Spore trap di
tancapkan pada lahan tanaman jagung yang terserang penyakit hawar daun pada
lokasi lahan D3 Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Spore trap diamati
pada hari Senin tanggal 17 Oktober 2016. Hasil pengamatan kelompok kita yaitu
tidak ada ditemukan pathogen yang menempel pada spore trap yang telah di pasang
selama 3 hari. Hal ini dapat disebabkan karena selama 3 hari hujan yang terus
dating sehingga spora yang kemungkinan menempel telah tecuci oleh air hujan.
3.3
Monitoring Patogen Pada Buah Apel
Pelaksanaan
praktikum dilakukan pada hari Jumat pada tanggal 14 Oktober 2016. Buah yang
digunakan untuk bahan percobaan yaitu buah Apel Manalagi dan tanah yang
digunakan yaitu tanah lahan tanaman jagung yang terserang peyakit hawar daun
jagung dan tanah yang diambil dari lahan penelitian bu Wiwin.
Hasil
yang di dapatkan dari hasil pengamatan kelompok kami yaitu buah yang terinfeksi
pathogen yaitu buah yang diberikan tanah dari lahan penelitian bu Wiwin dimana
di temukan busuk di daerah sekitar buah apel yang dilukai. Sedangkan pada apel
yang diberikan tanah dari lahan tanaman jagung tidak menunjukkan gejala busuk
pada buah apel.
a.
Tanah
Lahan Jagung
b. Tanah Bu Wiwin
IV.
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
PUSTAKA
Teh, T., Jacobson, L., & Kering, T. (2008).
Tinjauan pustaka, (1979), 7–20.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar