Rabu, 01 Maret 2017

Laporan Praktikum Penyakit Hawar Daun Jagung , Spore Trap dan Monitoring Patogen Pada Buah Apel

I.                   PENDAHULUAN

1.1             Latar Belakang

 Penyakit hawar daun (leaf blight) turcicum disebabkan oleh jamur Helminthosporium turcicum (Pass.) Leonard et Suggs. Jamur membentuk konidiofor yang keluar dari mulut daun (stomata), satu atau dua dalam kelompok, lurus atau lentur, berwarna coklat, panjangnya sampai 300 μm, tebal 7-11 μm, secara umum 8-9 μm. Jamur Helminthosporium turcicum dapat bertahan hidup pada tanaman jagung yang masih hidup, beberapa jenis rumput-rumputan termasuk sorgum, pada sisa-sisa tanaman jagung sakit, dan pada biji jagung. Konidium jamur ini disebarkan melalui angin. Di udara, konidium yang terbanyak terdapat menjelang tengah hari. Konidium berkecambah dan pembuluh kecambah mengadakan infeksi melalui mulut kulit atau dengan mengadakan penetrasi secara langsung, yang didahului dengan pembentukan apresorium (Teh, Jacobson, & Kering, 2008).
Gejala visual yang menunjukkan ciri khas serangan H. turcicum adalah bercak agak memanjang, bagian tengah agak melebar, makin ke pinggir makin kecil, berwarna cokelat keabuan, dikelilingi oleh warna kekuningan sejajar tulang daun.
        
a.       Gejala Penyakit Hawar Daun Jagung

II.                PELAKSANAAN PRAKTIKUM

2.1              Tempat

Tempat            :
·         Lahan D3 Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
·         Laboratorium Departemen Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

2.2              Bahan dan Alat

1.      Bahan Yang Diperlukan
Spore Trap                         : - Vaseline
Monitoring Patogen          : - Apel
                                            - Tanah Lahan D3 dan Tanah Bu Wiwin
     
2.      Alat yang diperlukan
Spore Trap                         : - Object Glass
                                            - Kayu dan Tali
Monitoring Patogen          : - Bunsen
                                            - Alat Pelubang Buah Apel
                                            - Kapas
                                            - Wrap



2.3              Cara Praktikum

2.3.1        Intensitas Patogen Penyakit Hawar Daun Jagung

-          Skoring tanaman jagung yang tekena penyakit dengan cara mengambil sampel di setiap bedengan

2.3.2        Spore Trap

-          Memberikan vaselin pada object glass yang telah disediakan
-          Mengikat object glass pada kayu
-          Kemudian menancapkan kayu yang telah ada object glass pada lahan

2.3.3        Monitoring Patogen Pada Buah Apel

-          Menyiapkan seluruh bahan yang telah tersedia
-          Membuat 4 lubang pada 2 buah apel
-          Melembabkan tanah
-          Kemudian memasukkan tanah lahan yang diamatin pada satu buah apel dan memasukkan tanah bu wiwin pada 1 buh apel lainnya
-          Tanah yang telah dimasukkan di tutupi menggunakan kapas kemudian di wrap


-           

III.             HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1             Penyakit Hawar Daun Jagung

3.1.1        Nama Penyakit dan Jenis Penyakit

Nama Penyakit      : Hawar Daun  Jagung
Penyebab               : Jamur  Helminthosporium turcicum

3.1.2        Rumus Van Der Plank

X   = Xₒ eʳ ᵗ

3.1.3        Perkembangan Penyakit

Polisiklik karena pathogen dapat menyelesaikan banyak siklus hidup dan banyak menghasilkan inoculum baru atau dapat menghasilkan inoculum sekunder berkali-kali dalam satu musim tanam

3.1.4        Rumus Intensitas Patogen dan Skoring

Rumus :
I     =  Σ  x 100%
Keterangan :
I     : Intensitas Patogen
n    : Jumlah jaringan yang terserang yang diamati
N   : Total tanaman yang diamati
z    :  skoring
Z    : Kategori serangan yang tertinggi
Skoring pada penyakit hawar daun jagung yaitu
0        : Tidak ada gejala
1        : 1 – 12.5 %
2        : 12.5 – 25 %
3        : 25 – 50 %
4        : 50 – 75 %
5        : 75 – 100 %
Untuk cara pengambilan sampel pada kelompok kita yaitu dengan meggunakan metode sampling berebntuk U . Kami menggunakan metode U, karena titik sampling yang kami amati tidak pada garis awal pertanaman sehingga diharapkan iklim mikro pertanaman kondusif. 

3.1.5        Gambar Skoring










3.1.6        AUDPC dan Kurva

Bedeng
Tanaman
Pengamatan Ke-


1
2
3
4
Jumlah
Nilai AUDPC
3
1
47.9
66.6
70.8
85.4
270.7
816.2

2
41.6
64.5
64.5
79.2
249.8
757.6

3
43.8
60.4
60.4
75
239.6
720.8

4
41.6
56.3
62.5
70.8
231.2
700

5
43.8
60.4
66.7
64.6
235.5
725.2

6
47.9
52.1
79.2
79.2
258.4
779.4
9
7
45.8
58.3
75
75
254.1
774.8

8
43.8
54.1
54.2
64.6
216.7
650

9
41.6
56.3
66.7
66.7
231.3
708.6

10
54.2
56.3
56.3
66.7
233.5
692.2

11
52.1
52.1
75
75
254.2
762.6

12
58.3
58.3
58.3
68.8
243.7
720.6



3.1.7        Pengendalian Berdasarkan Rumus Van Der Plank




3.2             Spore Trap

Spore trap pada awalnya di buat pada hari Jumat tanggal 14 Oktober 2016. Spore trap di tancapkan pada lahan tanaman jagung yang terserang penyakit hawar daun pada lokasi lahan D3 Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Spore trap diamati pada hari Senin tanggal 17 Oktober 2016. Hasil pengamatan kelompok kita yaitu tidak ada ditemukan pathogen yang menempel pada spore trap yang telah di pasang selama 3 hari. Hal ini dapat disebabkan karena selama 3 hari hujan yang terus dating sehingga spora yang kemungkinan menempel telah tecuci oleh air hujan.

3.3             Monitoring Patogen Pada Buah Apel

Pelaksanaan praktikum dilakukan pada hari Jumat pada tanggal 14 Oktober 2016.  Buah yang digunakan untuk bahan percobaan yaitu buah Apel Manalagi dan tanah yang digunakan yaitu tanah lahan tanaman jagung yang terserang peyakit hawar daun jagung dan tanah yang diambil dari lahan penelitian bu Wiwin.
Hasil yang di dapatkan dari hasil pengamatan kelompok kami yaitu buah yang terinfeksi pathogen yaitu buah yang diberikan tanah dari lahan penelitian bu Wiwin dimana di temukan busuk di daerah sekitar buah apel yang dilukai. Sedangkan pada apel yang diberikan tanah dari lahan tanaman jagung tidak menunjukkan gejala busuk pada buah apel.
 
a.       Tanah Lahan Jagung                 
    b. Tanah Bu Wiwin


IV.             KESIMPULAN DAN SARAN

4.1              Kesimpulan



PUSTAKA


Teh, T., Jacobson, L., & Kering, T. (2008). Tinjauan pustaka, (1979), 7–20.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar