Rabu, 01 Maret 2017

Jawaban_Modul_1_KKLL

1.      Pertanaman padi di daerah Indramayu dan Cirebon sering terjadi epidemi penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput, sementara di daerah Tasikmalaya atau Garut epedemi seperti itu relatif jarang terjadi
-          Jelaskan mengapa hal tersebut dapat terjadi
Hal tersebut dapat terjadi karena perbedaan agroekosistem dan lingkungan kedua daerah tersebut berbeda. Daerah Indramayu dan Cirebon memiliki iklim yang cukup ekstrim seperti kekeringan, dampak dari kekeringan yaitu pada musim hujan pertama pasca kekeringan  dapat meningkatkan serangan OPT contohnya seperti hama wereng coklat. Secara umum serangan wereng coklat lebih dominan terjadi pada musim hujan. Wereng coklat merupakan vektor dari penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput. Berbeda halnya dengan iklim daerah Tasikmalaya dan Garut yang beriklim tropis basah dan cuaca disana cukup stabil.
-          Komponen epidemi apa saja yang menjadi penyebab hal tersebut
Komponen epidemi yang menjadi penyebab terjadinya penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput adalah faktor lingkungan, faktor lingkungan yang sangat berperan dalam perkembangan epidemi penyakit tersebut adalah kelembaban. Populasi wereng cepat meningkat pada kelembaban tinggi, maka apabila populasi wereng terus meningkat penyebaran penyakit yang ditularkan oleh wereng coklat sebagai vektornya akan berjalan dengan cepat pula. Selain kelembaban angin juga berpengaruh pada vektor penyakit, aktivitas terbang wereng coklat akan terus-menerus pada kondisi angin lemah. Faktor lainnya yang menjadi penyebab epidemi penyakit tersebut adalah pengaruh manusia. Berbagai kegiatan manusia dapat berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan epidemi,  cara bercocok tanam dengan tingkat pemupukan nitrogen yang tinggi dapat meningkatkan populasi vektor penyakit, penggunaan pestisida yang kurang bijaksanapun dapat menyebabkan vektor dari penyakit tersebut menjadi resisten terhadap pestisida.
-          Jelaskan perbedaan agroekosistem dari kedua daerah tersebut
Berdasarkan kondisi lahan, tipe agroekosistem di daerah Cirebon dan Indramayu di dominasi dengan lahan basah seperti sawah. Berdasarkan informasi yang didapat lahan di desa-desa daerah Indramayu sekitar 53,6% merupakan areal persawahan, sedangkan berdasarkan kondisi lahan tipe agroekosistem daerah Garut di dominasi dengan lahan kering seperti kebun atau kebun campuran. Berdasarkan daftar penggunaan lahan daerah garut luas kebun yang ada disana sekitar 56,124%. Disamping itu pula iklim kedua daerah tersebut juga berbeda. Dan tipe agroekosistem di daerah Garut dan Tasikmalaya lebih ke tipe polikultur yaitu penanaman lebih dari satu jenis atau varietas tanaman dalam satu kawasan agroekosistem. 
-          Jelaskan sifat penyebaran dan lingkungan yang mempengaruhi penyebaran penyakit tersebut
Penyebaran penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa di lapangan tergantung pada beberapa faktor, antara lain adalah serangga vektor penyakit itu sendiri. Bila terjadi ledakan serangan wereng coklat yang merupaka vektor dari kedua virus tersebut maka akan timbul epidemi penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput. Selanjutnya adalah lingkungan, populasi wereng coklat akan meningkat pada kondisi lingkungan dengan kelembaban yang tinggi, dan angin yang lemah, pada kondisi angin yang lemah aktifitas wereng akan berjalan terus-menerus sehingga penyebaran penyakit akan berjalan dengan cepat.
-          Penyakit apa yang mungkin dapat menjadi epidemi pada pertanman padi di daerah Tasikmalaya
Penyakit yang mungkin menjadi epidemi pada pertanaman padi di daerah tasikmalaya adalah penyakit hawar daun bakteri. Hal ini dapat terjadi karena penyakit hawar daun bakteri merupakan salah satu penyakit padi utama yang tersebar di berbagai ekosistem padi di negara-negara penghasil padi, maka tidak menutup kemungkinan bahwa penyakit ini dapat menjadi epidemi pada pertanaman padi di daerah Tasikmalaya.
Jawaban Modul no 2
a.       Hal tersebut bisa terjadi karena faktor patogen tersebut dari tingkat virulensinya. Tingkat virulensi patogen dapat dipengaruhi oleh lingkungan, dimana terjadinya kondisi ekstrim misalnya adanya eksposur yang berlebihan terhadap sinar UV. Hal tersebut menyebabkan patogen bermutasi sehingga timbulah ras baru yang lebih virulen dari sebelumnya. Bisa dimungkinkan bahwa patogen Xanthomonas oryzae mengapa masih tetap menyerang meskipun menggunakan varietas tahan karena munculnya ras baru yang menyebabkan varietas tersebut tidak efektif lagi. Di tinjau dari tingkat resistensi genetik, varietas tahan tergolong  kedalam ketahanan vertikal ketahanan vertikal merupakan ketahanan tanaman terhadap patogen tertentu atau spesifik namun ketahanan itu lemah apabila patogen tersebut mempunyai daya mutasi yang tinggi.
b.      Komponen epidemi penyebab hal tersebut dapat terjadi ialah dari Faktor patogen itu sendiri.
c.       Fenomena boom and burst ialah penanaman varietas tahan yang baru diluncurkan yang menyebabkan para petani menanam varietas tersebu. Kemudian perlebaran luas lahan untuk pertanaman varietas tersebut. Kemudian muncul patogen ras baru yang virulen terhadap varietas tersebut yang menyebabakan patahnya ketahanan terhadap  serangan patogen  dan menimbuklan epidemi pada areal yang relatif luas.
d.      Jenis –jenis ketahanan tanaman ialah ketahanan vertikal dan horizontal
Ketahanan vertikal ialah ketahanan tanaman terhadap patogen tertentu atau spesifik. Ketahanan ini biasanya merupakan hasil pemuliaan tanaman yang didasarkan pada satu gen (monogenik) atau beberapa gen (oligogenik). Sifat dari ketahanan ini diantaranya :
-          Ketahanan didasarkan pada satu atau beberapa gen utama yang dapat di identifikasi
-          Pengaruhnya bersifat diferensial
-          Sifat ketahanannya dapat diturunkan
-          Ketahahan tidak stabil terutama pada patogen yang memiliki daya mutasi yang tinggi
Ketahanan horizontal ialah ketahanan tanaman yang dimiliki secara alamiah dan biasanya bersifat poligenik . Sifat dari ketahanan ini diantarnya :
-          Ketahanan didasarkan pada sejumlah gen
-          Pengaruhnya tidak diferensial
-          Gen-gen tahan sulit diidentifikasi
-          Sifat ketahanannya tidak dapat diturunkan
-          Ketahanan relatif stabil
e.       Jenis ketahanan yang mungkin digunakan dalam kasus tersebut ialah ketahanan horizontal karena ditinjau dari komponen penyebab epidemi itu terjadi.

3.      Nematoda sista kentang (Globodera rostochiensis) merupakan salah satu kendala utama yang dihadapi petani kentang di daerah Batu Malang dan Dieng Jawa Tengah. Namun demikian hal tersebut sebenarnya baru dirasakan oleh petani sejak awal tahun 2002 an. Penyakit tersebut ternyata belum diketemukan di Lembang, Pangelangan dan sangat sedikit ditemukan di daerah Ciwidey Kabupaten Bandung.
-     Jelaskan mengapa hal tersebut dapat terjadi
Karena di daerah Dieng Jawa Tengah merupakan dataran tinggi yang salah satu sentra produksi kentang di Indonesia yang menyebabkan nematoda mudah berkembang pada lingkungan tersebut dan di daerah Dieng diduga tidak pernah dilakukan rotasi tanaman, tidak adanya usaha pengendalian NSK yang serius, penggunaan insektisida dan fungisida yang sangat tinggi, hal ini menyebabkan kompetitor maupun musuh alami di daerah tersebut berkurang sehingga menyebabkan NSK menyebar secara luas, pola tanam yang dilakukan petani yaitu secara monokultur. Keberadaan NSK pada sentra pertanaman kentang di Pegunungan Dieng, Jawa Tengah telah menyebar hampir di seluruh hamparan.
Di Jawa Tengah, petani menanam kentang dengan menggunakan bibit asal Jerman sejak tahun 1985 dan memungkinkan tumbuhnya NSK di daerah tersebut. Untuk daerah Batu Malang Desa Tulung Rejo berada pada ketinggian tempat 1600-1800 m dpl.
-     Komponen epidemi apa yang menjadi penyebab hal tersebut dapat terjadi
Komponen yang menyebabkan menyebarnya penyakit nematoda sista kuning yaitu keadaan lingkungan, karena penyakit NSK akan berkembang dengan baik jika ditanam pada daerah dataran tinggi semakin memicu pertumbuhan penyakit NSK. Kondisi ini sangat mendukung pertumbuhan penyakit NSK karena sesuai dengan lingkungan hidupnya. Terdapat pula aspek sosial yang menyebabkan bahwa penyebaran penyakit NSK terjadi karena proses impor benih/bibit asal Jerman yang kemungkinan besar NSK tumbuh dan berkembang di daerah tersebut.
-     Jelaskan cara penyebaran penyakit tersebut
Penyebaran penyakit NSK disebabkan karena petani di Dieng, Jawa Tengah memakai benih/bibit yang berasal dari Jerman sehingga terdapat kemungkinan adanya penyebaran penyakit tersebut di daerah Jawa Tengah. Dan pertanaman kentang dilakukan di daerah dataran tinggi, hal tersebut merupakan tempat hidup NSK yang baik untuk perkembangan penyakit. Karena semakin tinggi ketinggian tempat semakin tinggi pula keberadaan NSK di daerah tersebut.
Keberadaan NSK pada sentra pertanaman kentang di Pegunungan Dieng, Jawa Tengah telah menyebar hampir di seluruh hamparan. Gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh NSK adalah pertumbuhan beberapa kentang menjadi kerdil, pertumbuhan akar terhambat, daun menjadi layu, berwarna kuning dan mengering diantara tanaman lain dalam satu hamparan dan apabila tanaman dicabut akan terinfeksi dan terlihat terdapat NSK pada akar tanaman. Semakin tinggi tempat pertanaman semakin tinggi penyakit NSK. Karena suhu optimum untuk perkembangan NSK yaitu berkisar antara 15,7oC-23,1oC, NSK dapat menginokulasi tanaman pada suhu lebih dari 10oC dan menyerang tanaman pada suhu 14,2oC. Keberadaan NSK yang paling banyak pada ketinggian 1750-2000 m dpl. Semakin tinggi tempat, maka suhu tanah semakin menurun, dengan semakin menurunnya suhu tanah cenderung menyebabkan makin bertambahnya jumlah sista NSK.
-     Apakah penyakit tersebut dapat menjadi epidemi yang cepat dan serius? Jelaskan alasannya, kaitkan dengan sifat patogennya
Iya, karena penyebaran yang sangat cepat dan secara luas dapat menyebabkan kerugian petani kentang akibat terserangnya penyakit NSK. Keberadaan nematoda sista kuning menyebabkan kendala bagi produksi kentang. Nematoda Sista Kuning (Globodera rostochiensis) merupakan nematoda parasit utama pada tanaman kentang karena kemampuan merusak dan mematikan tanaman kentang yang sangat besar. Nematoda Sista Kuning dapat mudah menyebar melalui tanah, mesin pertanian, umbi kentang, dan air. Keberadaan nematoda sista kuning menyebabkan produksi kentang menurun di Indonesia. Nematoda sista kentang merupakan patogen yang sulit dikendalikan. Kemampuan bertahan hidup, reproduksi dan dinamika populasi NSK sangat dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban, panjang hari dan faktor lingkungan di sekitarnya (Lisnawita 2007). Beberapa nematoda mampu bertahan sampai 28 tahun dalam tanah yang dingin (Ditlin 2007). Keberadaan nematoda dapat ditemukan dalam perakaran dengan kedalaman 0-20 cm/

No 4
Pada musim hujan, petani tomat di daerah Ciwidey sering menghadapi epidemi penyakit hawar daun Phytopthora sedangkan petani bawang daun di daerah Jatinangor tidak mengalami hal tersebut, namun justru banyak mengalami kerugian karena layu Fusarium.
         Jelaskan mengapa hal tersebut dapat terjadi
Kelembaban dan suhu di ciwidey dan jatinangor mempengaruhi adanya epidemi
di kedua wilayah tersebut. Kelembaban di ciwidey 90% dan suhu mencapai
17-27°C sedangkan di jatinangor memiliki kelembaban 40% dan suhu 32°C.
Spora phytophthora berkembang baik pada suhu 16-24°C epidemi hawar daun
biasanya tejadi dan kelembaban 60 - 80% dan penyakit layu fusarium
berkembang pesat pada suhu 21-330C dengan suhu optimum 280C lalu
Penyakit layu fusarium juga berkembang pada kelembaban  yang tinggi yaitu
80%

         Komponen epidemi apa yang menjadi penyebab hal tersebut dapat terjadi
Faktor Lingkungan
- Kelembaban
- Suhu

         Pada prinsipnya, penyakit mana yang epideminya lebih cepat? Jelaskan mengapa hal tersebut dapat terjadi
Penyebaran penyakit yang lebih cepat adalah hawar daun phytophthora
dibandingkan dengan layu fusarum karena phytophthora penyebaran melalui
udara ( airborne disease ) sedangkan fusarium penyebarannya melalui tanah
( soilborne )

         Apakah faktor lingkungan yang mendukung epidemi kedua penyakit tersebut sama? Jelaskan faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap epidemi penyakit tular udara dan faktor lingkungan apa saja untuk epidemi tular tanah.
Faktor lingkungan yang mendukung antara kedua penyakit tersebut berbeda.
Karena yang paling berpengaruh terhadap epidemi tular udara adalah suhu,
kelembaban dan angin. Sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi
epidemi tular tanah hanya suhu dan kelembaban.

5. Petani jagung sering kali merugi karena tanaman terinfeksi penyakit bulai sejak di awal penanaman, sedangkan petani kedelai justru sering menghadapi kendala yaitu adnya penyakit karat yang muncul pada fase generatif.
Kedua penyakit tersebut seringkali sudah tidak efektif lagi setelah beberapa kali musim tanam. Keefektifan pengendalian juga sangat bervariasi tergantung dari lokasi.
a)      Jelaskan mengapa keefektifan pestisida maupun tanaman resisten tsb bervariasi ?
Jawab : Keefektipan pestisida yang bervariasi ini disebabkan karena penggunaan pestisida yang berlebihan atau tidak sesuai dosis, maka penyakit akan menjadi resisten. Bisa juga ketidakefektifan terjadi apabila menggunakan berbagai pestisida dan pengaplikasiannya tidak sesuai dengan aturan yang telah dianjurkan.
Tanaman resisten yang bervariasi ini terjadi karena perbedaan dari fase vegetatif dan fase generatif. Tanaman resisten pada penyakit bulai atau penyakit karat merupakan ketahanan vertikal karena ketahanannya dapat terpatahkan sehingga tanaman masih dapat terserang pada fase vegetatif atau fase generatif. Tanaman yang bervariasi juga bisa karena keragaman genetik yang banyak pada tanaman tersebut.

b)     Komponen epidemi apa saja yang menjadi penyebab pada beberapa kondisi pada kasus tersebut (perhatikan kata-kata yang bercetak tebal)
Jawab : Penyakit bulai sejak awal penanaman,
petani kedelai

c)      Selama musim tanam ternyata, penyakit yang menginfeksi tanaman pada fase pertumbuhan tanaman tertentu ternyata berbeda. Mengapa hal tersebut dapat terjadi dan berikan contoh masing-masing penyakitnya. Apa manfaat mengetahui informasi-informasi tersebut ?
Jawab : Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh umur tanaman. Misalnya pada penyakit karat biasanya tanaman akan tahan pada saat masih muda, tetapi akan menjadi peka pada masa pertumbuhan dan menjadi tahan lagi pada tanaman dewasa.
Contohnya : Tanaman muda (semai, bibit) biasanya akan rentan terhadap penyakit-penyakit tertentu misalnya penyakit rebah kecambah yang disebabkan oleh Rhizoctonia solani, busuk akar karena Phthium, penyakit embun bulu (downy mildew), hawar bakteri dll.
Tanaman akan rentan pada saat muda, kemudian tanaman akan relatif tahan pada saat tanaman muda sampai awal dewasa/ pembentukan buah rentan lagi pada saat buah mulai masak misalnya penyakit hawar daun kentang (Phytopthora infestans), pentakit bercak coklat (early blight) karena Altenaria soalani.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar