Pola
distribution hama
·
Pola Distribusi Hama Penggerek Buah
Kopi (Hypothenemus Hampei) pada Kopi Arabika dan Robusta
Pada
pola distribusi OPT tidak di ketahui secara mendalam terutaa di indonesia ,
padahal pola distribusi hama sangat penting dalam membangun strategi manajemen
hama terpadu , untuk pegambilan sampling yang menentu. Penelitian ini bertujuan
untuk pola distribusi CBB baik secara spasial dan vertikal . penlitian di
kakukan pada kopi arabika dan kopi robustus . di lakukan untuk kutu dan
populasi CBB.
cabang
di selatan, utara, timur dan arah barat untuk setiap pohon. Data yang
dikumpulkan dianalisis untuk memperoleh nilai rata-rata, varians (= s2),
varians / berarti hubungan (= I), indeks Morisita (= Iδ), koefisien Hijau (=
Cx) dan k eksponen Binomial Negatif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pola
distribusi spasial CBB, baik pada Arabika kopi Robusta, serta untuk infestasi
dan penduduk parameter, itu cocok dengan distribusi agregat atau mengelompok.
Untuk distribusi vertikal, itu cenderung bahwa CBB kutu dan penduduk di bagian
bawah pohon kopi lebih tinggi daripada di bagian tengah dan atas pohon kopi.
Banyak penuh buah kopi berdaun di permukaan tanah dapat menyebabkan infestasi
yang lebih tinggi dan penduduk di bagian bawah.
Pola
distribusu spatial hama pada penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei) ,pada 2
uji pada kopi arabika dan kopi robusta, serangan populasi pola pengelompokan
atau aggregated atau clum. Pola distribusi yang sam juga pada semua bagian
cabang kopi .metode yang di gunakan yaiu hubungan rataan/varian (I), indeks
Morisita (Iδ), koefisien Green (Cx) dan indeks distribusi Binomial negatif (k)semua
itu sesuai dengan tipe distribusi mengelompok.dan pada PBKo yang di serang
lebih tinggi pada bagian bawah dari pada bagian tengah dan atas.
·
Pola distribustion hama keong mas
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan dan
pola distribusi populasi keong mas (Pomacea canaliculata L.) di kecamatan
Belitang OKU. Penelitian ini dilakukan di habitat air tawar biotop sungai
irigasi dan kolam. Penelitian ini menggunakan metode survey. Dari hasil
penelitian didapatkan kepadatan populasi keong mas berturut-turut di tiga
biotop adalah 5,75 individu/m2 di biotop kolam, 3,75 individu/m2 di biotop
irigasi, dan 2,37 individu/m2 di biotop sungai. Pola distribusi keong mas di
tiga biotop bersifat mengelompok dengan indeks morisita terkecil 1,23 di biotop
sungai dan terbesar 2,62 juga di biotop sungai. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan, bahwa kepadatan populasi berturut-turut di biotop kolam, irigasi
dan sungai, serta pola distribusi keong mas di tiga biotop bersifat
mengelompok.
Kata kunci: pola
distribusi, keong mas (Pomacea canaliculata L.), kepadatan populasi, indeks
morista
Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan, bahwa kepadatan populasi keong mas tertinggi
berturut-turut di biotop kolam, irigasi dan sungai. Sedangkan pola distribusi
keong mas di tiga biotop sungai, irigasi
dan kolam bersifat mengelompok
·
Pola distribution hama penggerek
batang pada padi
Beras Stem Borer dan
Pengendalian beras Teknik. Beras penggerek batang merupakan hama penting pada
padi. terjadinya beras dan distribusi perlu dipantau, untuk tujuan mengukur
kontrol. Baru-baru ini sebuah serangan yang sangat tinggi terjadi pada beras di
Pulau Jawa, terutama di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Strategi teknologi untuk
mengendalikan penggerek adalah strategi tindakan segitiga, yang terdiri
pelaksanaan pengendalian SOP penggerek, bangunan kontrol penggerek kesatuan
dalam masyarakat, dan pertanian komitmen pemerintah pusat dan daerah yang kuat
pada kontrol penggerek. Penerapan SOP untuk kontrol penggerek, harus
mendasarkan pada ambang ekonomi baru-baru ini dikembangkan, yaitu berdasarkan
pemantauan hama menggunakan perangkap cahaya, pada 4 hari setelah penerbangan
dewasa pertama. kontrol penggerek tidak harus didasarkan pada ambang ekonomi
lama karena saat itu kerusakan telah terjadi, dan kadang-kadang kehilangan
hasil telah substansial. Kata kunci: Beras penggerek batang, kontrol, ambang
ekonomi baru, lampu perangkap
Di Indonesia terdapat
lima spesies penggerek batang padi yang menjadi kendala di lahan irigasi maupun
lahan lebak dan pasang surut. Penggerek batang padi tersebut adalah penggerek
batang padi kuning Scirpophaga (Tryporyza) incertulas (Walker) (Lepidoptera:
Pyralidae), penggerek batang padi putih Scirpophaga (Tryporyza) innotata
(Walker), Chilo suppressalis (Walker), Chilo Polychrysus (Meyrick), dan Sesamia
inferens (Walker).
Penggerek batang padi
menyerang pertanaman padi mulai dari persemaian sampai waktu tanaman berbunga.
Gejala yang ditimbulkan pada fase vegetatif disebut sundep dan pada fase
generatif disebut beluk.
Pengendalian hama
penggerek pada saat terjadi ledakan tidak dapat dilaksanakan dengan teknologi
saja, tetapi yang ampuh adalah melalui triangle strategy dengan menerapkan SOP
pengendalian penggerek, membangun kebersamaan di masyarakat, dan dukungan
kebijakan pemerintah pusat maupun daerah.
Teknologi yang diterapkan dalam pengendalian
hama penggerek batang padi harus menggunakan ambang ekonomi terbaru berdasarkan
monitoring lampu perangkap, yaitu 4 hari setelah penerbangan ngengat.
Pengendalian tidak lagi menggunakan ambang ekonomi lama berdasarkan intensitas
serangan, karena berdasarkan ambang ekonomi dapat dipastikan sudah ada
kehilangan hasil yang cukup tinggi sebelum aplikasi insektisida.
Kehilangan hasil padi 31,68 kg GKP/ha untuk
setiap kenaikan 1% serangan sundep dan 1% pada setiap kenaikan 1% serangan
beluk bagi varietas yang berumur pendek, sedangkan bagi varietas yang berumur
panjang kehilangan hasil 0,8% untuk setiap kenaikan 1% serangan beluk.
·
Pola distribustion hama sebaran
kelompok telur Ostrinia furnacalis Guenée (Lepidoptera: Crambidae) pada lahan
jagung
Penggerek jagung Asia,
Ostrinia furnacalis Guenée, dikenal sebagai hama penting tanaman jagung baik
pada fase vegetatif maupun fase generatif. Pada fase generatif, pengambilan
keputusan pengelolaan O. furnacalis perlu didasarkan pada kepadatan kelompok
telur sebelum telur hama menetas dan tanaman mengalami kerusakan. Studi
penyebaran kelompok telur O. furnacalis dilakukan pada tanaman jagung di Kebun
Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Pertanian (KP4) UGM, Yogyakarta.
Tujuan penelitian adalah mengetahui sebaran horizontal dan vertikal kelompok
telur O. furnacalis pada tanaman jagung fase generatif dan pola sebarannya,
baik horizontal maupun vertikal. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah kelompok
telur pada setiap tanaman sampel, berdasarkan sebaran vertikal/horizontal. Pola
sebaran dianalisis menggunakan rasio ragam terhadap rata-rata (σ2/μ = Iδ),
indeks Morisita (Iγ), dan parameter binomial negatif (nilai-κ). Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa pola sebaran kelompok telur O. furnacalis baik
horizontal maupun vertikal adalah mengelompok (σ2 > μ atau σ2/μ > 1).
Sejalan dengan bertambahnya umur tanaman,
derajat pengelompokkan tersebut cenderung menurun (nilai-κ meningkat;
nilai indeks Morisita menurun) dan ada kemungkinan bergerak menuju acak
(sebaran Poison) bergantung pada heterogenitas lingkungan, seperti iklim mikro,
ketersediaan makanan berupa tanaman atau bagian tanaman yang disukai, dan musuh
alami. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pola sebaran horizontal maupun
vertikal kelompok telur O. furnacalis pada tanaman jagung fase generatif adalah
mengelompok dengan derajat pengelompokkan yang cenderung menurun dengan
bertambahnya umur tanaman jagung. Informasi tentang penyebaran kelompok telur
O. furnacalis dapat digunakan untuk menjelaskan biologi dan ekologi serangga
dan pengembangan strategi manajemen hama yang efektif. Kata kunci: Ostrinia furnacalis, sebaran
kelompok telur, indeks dispersi
Kesimpulan
pola distribustion hama sangat berperan
penting dalam membangun strategi manajemen hama terpadu , untuk pegambilan
sampling yang menentukan. Dalam distribustion kita dapat lebih memilah dan
memahami bagaimana penyebaran hama di sekitar kita . dan ditribusition juga
dapat dan bisa di jadikan acuan untuk menekan populasi hama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar