PURING
Puring (Codiaeum variegatum),
puding, atau kroton adalah tanaman hias pekarangan populer berbentuk perdu
dengan bentuk dan warna daun yang sangat bervariasi. Beragam kultivar telah
dikembangkan dengan variasi warna dari hijau, kuning, jingga, merah, ungu,
serta campurannya. Bentuk daun pun bermacam-macam: memanjang, oval, tepi bergelombang,
helainya "terputus-putus", dan sebagainya.
A.
KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Codiaeum
Spesies : C. variegatum
Nama binomial : Codiaeum
variegatum (L.) A.Juss.
B.
MORFOLOGI
Bentuk daun puring sangat bervariasi. Ada
yang berbentuk bulat telur (ovatus), lonjong (oblongus), jorong (ellipticus),
dan ada juga yang berbentuk pita (linear). Masing-masing daun mempunyai corak dan
warna berbeda-beda. Tepi daun ada yang rata, bergelombang, dan bahkan berpilin.
Ujung daun juga bervariasi bentuknya, ada yang runcing (acutus), tumpul
(obtusus), dan meruncing (acuminatus). Daun puring tersusun berselang-seling
atau saling berhadapan dan duduk pada ruas batang tanaman. Daun yang masih muda
akan selalu berwarna hijau cerah. Seiring dengan perkembangannya, daun-daun
baru ini akan berubah warnanya sesuai dengan jenisnya. Jadilah ciri khas
puring, yakni warna daun muda akan selalu berbeda dengan daun tua. Akibatnya,
secara keseluruhan akan terbentuk perpaduan warna yang sangat indah. Daun
puring mengandung senyawa saponin, flavanoida, dan polivenol. Itulah sebabnya
tanaman ini kadang-kadang dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
Puring merupakan tanaman berumah satu
(monoeciouse). Jadi, bunga jantan dan bunga betina terpisah dalam tandan bunga
yang berbeda. Bunga puring termasuk bunga telanjang-bunga jantan merupakan
kumpulan benang sari. Puring termasuk tanaman protandri, yaitu bunga jantan
akan muncul dan masak terlebih dahulu dibanding bunga betina.
Bunga tersusun berangkai dalam satu
tangkai bunga. Setiap bunga mempunyai 5-10 tangkai benang sari. Bunga betina
hanya tersusun dari mahkota bunga semu, pistil (putik), dan ovari (bakal buah).
Kepala putik merupakan rongga atau lubang dangkal berisi cairan kental (agak
lengket). Lubang ini merupakan tempat meletakkan pollen dan masuknya tabung
pollen ke dalam ovari pada waktu penyerbukan
C.
SYARAT
TUMBUH
Di habitat aslinya, tanaman puring tumbuh
di tempat terbuka dengan sinar matahari penuh. Namun demikian, di tempat teduh
pun puring dapat tumbuh dengan subur.Kebutuhan intensitas cahaya puring
berkisar antara 90-100%, dengan lama penyinaran 10-12 jam/hari. Pada umumnya
tanaman puring tidak membutuhkan naungan. Jika cahaya terlalu sedikit, warna
daun tidak cemerlang, rata-rata warna yang muncul hanya hijau.Tanaman puring
dan kerabatnya tumbuh paling ideal pada temperatur sekitar 18 – 200C.
Namun beberapa jenis tertentu, seperti puring yang berdaun kecil menyukai suhu
sekitar 300C. Kelembaban optimal untuk puring berkisar antara 30-60%
yang didukung dengan sirkulasi udara yang lancar atau tidak terhambat.
blognya sangat bagus kak
BalasHapusbranding agency indonesia